Ahli buaya asal Australia dukung Pemkot Palu bangun penangkaran satwa

id palu,taman kota, buaya

Ahli buaya asal Australia  dukung Pemkot Palu bangun penangkaran satwa

Ahli buaya asal Australia Matthew Nicolas Wright (kiri) berdiskusi dengan Wali Kota Palu Hidayat (baju biru) dan sejumlah Kepala OPD usai peresmian kantor Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Palu, di Palu, Minggu (1/3/2020). (Foto : ANTARA/HO-Humas Pemkot Palu).

Palu (ANTARA) - Ahli buaya asal Australia, Matthew Nicolas Wright mendukung upaya Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah membangun penangkaran satwa di hutan kota kaombona di kota itu.

"Kami mendukung langkah Pemkot Palu dan juga siap membantu menangkar buaya jika dibutuhkan," kata Matt saat bertemu Wali Kota Palu, Hidayat pada peresmian kantor Dinas Pekerjaan Umum setempat di Palu, Minggu.

Kedatangan Matt kedua kalinya di ibu kota Sulawesi Tengah membawa misi menyelamatkan buaya terlilit ban motor bekas di sungai Palu yang sebelumnya gagal ia lepas bersama tim Satuan Tugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulteng beberapa waktu lalu.



Pada Februari 2020, Matt bersama rekannya Chris Wilson setelah mendapat izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) datang ke Palu bergabung dengan tim Satgas BKSDA Sulteng berupaya menyelamatkan reptil tersebut, namun selama kurang lebih dua pekan berada di Palu keduanya belum berhasil menangkap buaya berkalung ban.

Wali Kota Palu, Hidayat mengapresiasi upaya dilakukan Matt bersama tim BKSDA menyelamatkan satwa di lindungi tersebut dengan berbagai metode.

"Pemkot Palu selalu siap mendukung langkah mereka, dan semoga tim BKSDA dibantu Matt bisa segera menangkap buaya itu," kata Hidayat.

Wali kota menambahkan, pihaknya berencana akan membangun kebun binatang mini sebagai habitat baru bagi flora dan fauna endemik Sulawesi di hutan kota.



"Taman hutan kota yang dibangun saat ini memang mengusung konsep konservasi alam," ujar Hidayat.

Rencananya, kebun binatang bukan hanya sebagai penangkaran satwa, melainkan dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata baru sekaligus ruang penelitian.

Wali kota mengemukakan, rencana pembangunan kebun binatang mini akan dikerjasamakan dengan BKSDA Sulteng saat diskusi yang dilakukan kedua belah pihak beberapa waktu lalu.

Pembangunan hutan kota dikerjakan secara bertahap, sehingga membutuhkan waktu merampungkan hingga 100 persen.

"BKSDA akan meninjau taman hutan kota melihat ruang yang disediakan sebagai tempat konservasi sekaligus berencana menyusun terlebih dulu rencana induk atau master plan penangkaran flora dan fauna," demikian Hidayat.