Atlet Sulteng bisa tersenyum di tengah pandemi COVID-19

id koni

Atlet Sulteng bisa tersenyum di tengah pandemi COVID-19

Ketua Umum KONI Sulteng (kedua dari kanan) sedang memberikan arahan kepada atlet dan pelatih yang lolos ke PON XX/Papua 2021. ANTARA/Anas Masa

Terus terang kami tidak melihat nilai rupiah, tetapi bantuan ini membuktikan bahwa pemerintah dan KONI Sulteng sangatlah memperhatikan atlet dan pelatih, tentu akan semakin memotivasi para atlet maupun pelatih untuk terus meningkatkan pembinaan dan p
Palu (ANTARA) - Siapa nyana di tengah menghadapi pandemi COVID-19 yang belum juga berakhir para atlet dan pelatih asal Sulawesi Tengah (Sulteng) mendapatkan bantuan dari pemerintah provinsi dan KONI setempat.

Bertempat di Kantor Sekretariat KONI Sulawesi Tengah, Selasa (8/9) sejumlah atlet dan pelatih dari beberapa cabang olahraga berprestasi, khususnya yang siap berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX menerima bantuan berupa uang transport dan suplemen.

Tidak satupun atlet maupun pelatih yang tidak tersenyum ketika satu per satu nama mereka dipanggil untuk menerima bantuan tersebut yang salah satu tujuannya untuk meningkatkan kebugaran di tengah pandemi ini.

Seperti yang sampaikan Rio Riski Darmawan. Atlet dayung ini mengaku sangat gembira karena di tengah menghadapi pandemi COVID-19 dan menyambut hari olahraga nasional (Haornas) ada bantuan yang sangat ditunggu-tunggu oleh atlet.

Pedayung nasional yang telah mengharumkan nama Sulteng dan Indonesia di Asian Games 2018 dengan meraih medali emas tersebut mengakui sebelumnya tidak menyangka kalau akan ada apresiasi dari Gubernur Sulteng dan KONI Sulteng.

"Terus terang kami tidak melihat nilai rupiah, tetapi bantuan ini membuktikan bahwa pemerintah dan KONI Sulteng sangatlah memperhatikan atlet dan pelatih, tentu akan semakin memotivasi para atlet maupun pelatih untuk terus meningkatkan pembinaan dan prestasi," kata Rio Riski.

Karena itu, tidak ada alasan bagi atlet untuk tetap mengukir prestasi tertinggi, sebab semua keberhasilan itu pasti mendapatkan perhatian dan penghargaan dari pemerintah provinsi dan KONI Sulteng.

Merasa bahagia

Asgaf Umar, pelatih cabang olahraga paralayang Sulteng juga mengaku sangat bahagia, karena pemberian uang transport dan suplemen kepada atlet dan pelatih merupakan tanda perhatian dari pemerintah dan jajaran KONI Sulteng.

Apalagi, kata dia, di masa COVID-19 yang melanda hampir semua negara termasuk Indonesia dan Sulteng, sangat berdampak besar terhadap masyarakat, termasuk para atlet dan pelatih.

COVID-19 benar-benar membuat semua sektor dan masyarakat dari kalangan atas, menengah sampai bawah merasa sangat terpukul.

Aktivitas masyarakat, termasuk atlet dan pelatih menurun drastis karena penyebaran virus corona yang terpaksa membatasi pergerakan kita semua.

Selama masa pandemi COVID-19, kata Asgaf Umar, banyak berdiam diri dalam rumah, termasuk pada awal pendemi yang sama sekali atlet tidak bisa berlatih.

Begitupun pelatih tidak bisa melatih, sebab adanya larangan untuk tidak berada di tempat keramaian dan juga sarana dan prasarana olahraga ditutup.

Setelah pemerintah menetapkan new normal atau masa normal baru, sarana dan prasarana olahraga mulai dibuka kembali, namun tetap memenuhi protokol kesehatan COVID-19 yang ditetapkan pemerintah.

Namun demikian, katanya, untuk menjaga kebugaran tubuh, atlet tetap dengan inisiatif sendiri melakukan latihan ringan di rumahnya masing-masing. Latihan mandiri masih banyak dilakukan hingga saat ini.

Hanya saja, untuk atlet cabang paralayang, jadwal latihan tidak berubah tetap dua kali sepekan. Cabang ini merupakan salah satu cabang yang lolos ke PON XX di Papua tahun depan.

Puslatda berjalan

Ketua Umum KONI Sulteng, Anwar Ponulele saat menyerahkan bantuan kepada atlet dan pelatih PON XX di kantor sekretariat KONI di Palu mempersilahkan kepada cabang olahraga yang akan melaksanakan pemusatan latihan daerah (puslatda).

"Saya tidak melarang kalau ada pengurus cabang olahraga yang mau melaksanakan kegiatan dimaksud," katanya.

Menurut dia, KONI sangat senang jika pemusatan latihan sudah mulai digelar meski pelaksanaan kejuaraan empat tahunan itu akan digelar tahun depan atau mundur satu tahun dari jadwal sebelumnya.

"Jika pengurus provinsi cabang olahraga mampu membiayai kegiatan tersebut, boleh-boleh saja. Apalagi kalau ada pihak yang bisa mensponsori dana, sebab anggaran puslatda berjalan cukup besar. Tetapi kalau tidak bisa melaksanakan seperti itu, cukup latihan di rumah saja," katanya menambahkan.

"Memang saya dengar ada cabang yang telah melaksanakan puslatda seperti dayung. Saya selaku Ketua Umum KONI Sulteng tentu memberikan suport," kata Anwar yang juga mantan atlet cabang beladiri itu.

Anwar menambahkan untuk pelaksanaan puslatda terpusat tetap akan dilaksanakan KONI beberapa bulan menjelang pelaksanaan PON Papua.

"Kita tetap akan melaksanakan puslatda terpusat. Semua sudah dipersiapkan sebelum menghadapi PON XX yang dijadwalkan sebelumnya berlangsung Oktober 2021," kata Anwar menegaskan.

Jadi, kata dia, saat ini pihaknya tinggal menunggu dana hibah dari Pemprov Sulteng, termasuk anggaran untuk kebutuhan puslatda terpusat untuk semua atlet dari cabang-cabang yang lolos ke PON XX.

Karena waktunya juga masih lama dan anggaran belum cair, KONI mengimbau atlet dan pelatih untuk tetap melaksanakan program latihan sesuai dengan kebutuhan.

Paling tidak, kata Anwar, program latihan di rumah dan jika kondisi sepenuhnya sudah aman dimana penyebaran COVID-19 sudah tidak ada lagi, baru diprogramkan latihan bersama.

"Saya sendiri pernah berkunjung ke rumah atlet binaraga (Ade Ray), tempat latihannya hanya ruangan ukuran 2x2 meter. Dia latihan setiap hari hanya naik-turun anak tangga dan melakukan skiping, Itu saja sudah cukup dan sangat membantu kebugaran tubuhnya," pungkas Anwar.

KONI Sulteng berharap pada PON Papua peta kekuatan prestasi bisa berubah. Artinya, kata dia, kalau pada PON XIX di Jabar Sulteng masih berada di posisi papan bawah, maka pada PON XX diharapkan naik peringkat. Persiapan dan kerja keras sangat berpengaruh dengan prestasi di lapangan.
 
Rio Riski Darmawan(kiri berdiri), pedayung andalan Sulteng di PON XX (Antara/Anas Masa)