Buol, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah mendorong pemerintah desa di daerah itu agar dapat menggunakan dana desa untuk menopang pembangunan swasembada pangan melalui program gerakan tanam serentak Buol swasembada (Gertakbos)”.
“Jika pemerintah desa menjalankan dan mendukung Program Gertakbos dengan intervensi dana desa, maka semua pasti berjalan secara baik,” kata Bupati Buol, Amirudin Rauf saat menyerahkan bantuan hand tractor kepada perusahaan daerah (Perusda) setempat yang disertai kegiatan pembajakan sawah secara simbolis di Dusun II Desa Momunu, Kecamatan Momunu, Kabupaten Buol, Sabtu.
Amirudin Rauf minta semua pihak utamanya organisasi perangkat daerah dan tim asistensi anggaran pemerintah daerah agar lebih fokus mengalokasikan dana yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi masyarakat.
“Saat ini jangan dulu terlalu bermuluk muluk menganggarkan yang tidak berhubungan dengan kesejahteraan rakyat, apalagi situasi pandemi COVID-19 saat ini, semuanya harus dilakukan untuk menjaga stabilitas ekonomi daerah dan ketahanan pangan masyarakat,” ungkap dia.
Bupati Buol mengemukakan tahun ini anggaran daerah dikurangi dari pusat karena ampak dari pandemi COVID-19, sehingga ia berharap agar dana daerah dan dana desa dioptimalkan.
"Maka tahun ini pemerintah daerah akan memberikan hibah alat mesin pertanain berupa hand tractor kepada petani. Ini semua dilakukan untuk memaksimalkan dan membantu kegiatan petani melalui perusahaan daerah melalui program Gertakbos", ujar Amirudin.
Menurut dia, dengan bantuan pemerintah desa melalui intervensi dana desa untuk menyukseskan gerakan tanam serentak, maka ke depan masyarakat bisa menghasilkan beras secara mandiri, sehingga tidak perlu lagi harus membeli bahan pangan itu di luar daerah Buol.
“Harapan kami, semua wilayah kecamatan dan desa di Buol bisa memiliki produksi beras sendiri. Nanti tinggal kita beri merk dan label sesuai masing masing kecamatan dan desa,” ujarnya.
“Bantuan kredit usaha rakyat dari perbankan ini bunganya rendah sekali hanya sekitar enam persen per tahun, misalnya pinjaman Rp10 juta, kita hanya bayar bunga Rp600 ribu satu tahun. Semua proses ini nanti didampingi oleh Perusda asalkan para petani ikut kegiatan program GertakBos,” ujarnya.