ACT ajak warga Sulteng beramal melalui Gerakan Sedekah Pangan Ramadhan

id Sulteng,Sandi,Palu,ACT,ACT Sulteng

ACT  ajak warga Sulteng beramal melalui Gerakan Sedekah Pangan Ramadhan

Salah satu warga Desa Padende, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi menerima bantuan beras wakaf dari ACT Sulteng, Senin (12/4/2021). Bantuan beras wakaf tersebut merupakan langkah awal ACT memulai Program Gerakan Sedekah Pangan Ramadhan 1422 Hijriah di Sulteng. (FOTO ANTARA/HO-ACT Sulteng)

Palu (ANTARA) - Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengajak masyarakat, khususnya umat Islam di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) untuk berlomba-lomba bersedekah dalam rangka beribadah di bulan suci Ramadhan 1422 Hijriah melalui Program Gerakan Sedekah Pangan Ramadhan.

Kepala ACT Sulteng Nurmarjani Loulembah di Palu, Selasa mengatakan Gerakan Sedekah Pangan Ramadhan dilakukan di Sulteng kaena kekhawatiran terhadap kenaikan harga sejumlah bahan pokok di saat kondisi ekonomi masyarakat masih belum pulih akibat pandemi COVID-19.

"Dengan mengajak masyarakat, khususnya yang mampu untuk bersedekah sebagai bahan bakar kebaikan yang akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat luas yang kurang mampu, khususnya selama Ramadhan,”katanya.

Pihaknya tidak ingin keterbatasan beribadah di bulan Ramadhan kedua selama pandemi COVID-19 juga berdampak pada keterbatasan pangan yang dimiliki oleh masyarakat yang kurang mampu di Indonesia pada umumnya dan di Sulteng pada khususnya.

"Karenanya, gerakan ini diharapkan mampu menyelesaikan persoalan ekonomi yang saat ini dialami masyarakat yang kurang mampu dapat mencukupi kebutuhan pangannya," katanya.

Memulai gerakan tersebut, ACT Sulteng, lanjutnya, telah menyalurkan 165 kilogram bantuan pangan kepada 33 kepala keluarga (KK) di Desa Padende Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi.

“Alhamdulillah telah terlaksana dengan baik distribusi bantuan beras wakaf untuk program Gerakan Sedekah Pangan Ramadan karena selama pandemi para warga sangat kesulitan untuk mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup anggota keluarganya,” demikian Nurmarjani Loulembah.