Balithi Kementan galang penyelamatan anggrek endemik di Sigi

id Bisnis

Balithi Kementan  galang penyelamatan anggrek endemik di Sigi

Kepala Balithi Kementan RI Mohamad Thamrin saat melihat langsung anggrek endemik Lore Lindu di Desa Karunia, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, Jumat (18/11/2022). ANTARA/HO-Dok Pribadi

Sigi (ANTARA) - Balai Tanaman Hias (Balithi) Kementerian Pertanian menggalang penyelamatan anggrek endemik Taman Nasional Lore Lindu melalui bimbingan teknis penerapan budidaya anggrek tersandar di desa Karunia, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sisi, Provinsi Sulawesi Tengah, Jumat.

"Bimbingan teknis ini dilakukan untuk mendukung pelestarian sumber daya genetik tanaman anggrek endemik yang jumlahnya tersisa 80-an padahal itu memiliki nilai ekonomis bagi petani anggrek," kata Kepala Balithi Kementan Mohamad Thamrin di desa Karunia, Sigi, Jumat.

Dia menjelaskan bahwa anggrek merupakan komoditas ekspor tanaman hias terbesar kedua setelah bunga krisan.

Oleh karena itu, untuk menggalang kekuatan yang bertujuan membudidayakan anggrek, pihaknya turut menyerahkan 500 bibit untuk dikembangkan masyarakat setempat.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbanghorti) Kementan M Taufik Latule mengajak petani anggrek agar memanfaatkan sumber kekayaan alam Indonesia, salah satunya melalui anggrek.

"Karena potensi pasar anggrek sangat besar bahkan Pemkab Sigi bisa menerbitkan peraturan daerah agar kantor setiap kantor pemerintahan wajib menghadirkan anggrek," ucapnya.

Upaya tersebut, menurut Taufik, sekaligus menjadi lapak atau potensi pasar baru bagi petani anggrek, sebab secara spesifik anggrek di Taman Nasional Lore Lindu diklaim langka dan indah.

"Oleh karena itu masyarakat harus sadar dengan potensi yang ada ini agar tidak di klaim daerah lain atau peneliti luar negeri yang kerap datang ke wilayah tersebut," ujarnya.

Sementara itu,Kepala Dinas Pertanian, Hortikultura dan Kehutanan Kabupaten Sigi, Rahmat Iqbal akan mengupayakan penerbitan regulasi untuk kewajiban menggunakan anggrek di kantor pemerintahan untuk kemajuan para petani anggrek.

"Usulan pembuatan perda itu bagus dan selanjutnya kami mencoba untuk mengupayakan agar menjadi salah satu sumber dari kesejahteraan masyarakat sehingga tidak hanya memiliki nilai keindahan saja akan tetapi juga nilai ekonomis," kata Iqbal.

Dia juga menambahkan pihaknya mendukung penuh berbagai upaya untuk mengoptimalkan potensi yang ada di wilayah Sigi, termasuk salah satunya dengan anggrek.

"Secara umum wilayah Sigi ini tidak punya laut kecuali daratan, pegunungan dan danau. Oleh karena itu potensi semacam ini sudah pasti mendapat dukungan penuh untuk kemajuan ekonomi dari sisi wisata, pertanian, perkebunan dan beberapa hal lain," demikian Iqbal.