Pakar: Pemerintah intervensi tiga aspek untuk stabilitas pangan

id Muhd Nur Sangadji,Akademisi Untad Palu,Pangan pertanian,Stabilitas harga pangan,Stabilitas pasokan pangan,Pertanian Sulteng

Pakar: Pemerintah intervensi tiga aspek untuk stabilitas pangan

Akademisi Fakultas Pertanian Untad Palu Assoc Profesor Doktor, Muhd Nur Sangadji DEA, di sela - sela rapat koordinasi stabilisasi pasokan dan harga pangan, di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (18/10/2023). (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Palu (ANTARA) - Pakar Pertanian Universitas Tadulako (Untad) Assoc Profesor Muhd Nur Sangadji menyarankan kepada pemerintah agar segera melakukan intervensi pada tiga aspek untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan. 

"Intervensi secara menyeluruh dan berkelanjutan pada tiga aspek sangat dibutuhkan, untuk menjamin kestabilan pasokan pangan dan harga pangan," kata Muhd Nur Sangadji dalam menanggapi berkurangnya pasokan dan kenaikan harga beberapa jenis pangan strategis, di Palu, Rabu.

Dia menjelaskan, stabilitas pasokan komoditi pangan dan harga pangan, bergantung pada tiga aspek, yang meliputi produksi di tingkat hulu, kemudian distribusi hasil pangan dari hulu ke pasar, dan ketersediaan pasokan/kebutuhan konsumsi masyarakat terhadap pangan. 

Ia menjelaskan, minimnya hasil produksi di tingkat hulu dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu cuaca/iklim atau gangguan hama yang menyerang tanaman pangan yang ditanami oleh petani. 

"Kondisi ini sedang terjadi, gagal panen dan petani padi berpindah menanam tanaman hortikultura, dipengaruhi oleh minimnya ketersediaan air. Ketersediaan air itu sendiri bergantung pada cuaca/iklim atau musim hujan dan air irigasi," sebutnya.

Nur Sangadji mengatakan bagi petani yang mengandalkan air dari irigasi, tentu tidak akan terpengaruh meski dalam kondisi musim panas. Artinya, petani akan tetap menanam dan sangat kecil risiko gagal panen.

Sementara, petani yang mengandalkan air hujan atau yang bergantung dari iklim/cuaca, sangat rentan untuk tidak melakukan kegiatan pertanian khususnya tanaman padi. 

"Maka petani pasti akan memilih menanam tanaman hortikultura," sebutnya.

Kondisi sektor hulu tersebut, menurut dia, harus diberikan perhatian serius oleh pemerintah. Sebab, ketersediaan pasokan di pasar bergantung dari produktivitas petani di tingkat hulu.

Begitu pula, kata dia, menyangkut dengan distribusi hasil panen atau hasil pertanian di tingkat hulu menuju pasar. 

"Jalan dan jembatan, harus diperhatikan secara seksama oleh pemerintah, karena akan berdampak langsung terhadap stabilitas harga pangan di pasar," sebutnya.

Terakhir, ujar dia, kenaikan harga beberapa jenis pangan, dipengaruhi oleh tingginya permintaan yang tidak berbanding lurus dengan ketersediaan stok.

"Oleh karena itu, langkah jangkah panjang yang harus diambil oleh pemerintah adalah mengintervensi tiga aspek tersebut," ucapnya.

Data Dinas Pangan Provinsi Sulteng menyebutkan bahwa harga beras saat ini berkisar di angka Rp15.000 - Rp15.500 per kilogram.

Berdasarkan data Pemprov Sulteng bahwa inflasi Sulteng pada triwulan III tahun 2023 tercatat sebesar 0,83 persen. Sementara, inflasi tahun ke tahun sebesar 2,83 persen.