Banggai Kepulauan, Sulteng (ANTARA) - Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah menyalurkan makanan tambahan ke warga di 20 desa delapan kecamatan, sebagai upaya mencegah stunting.
Ketua TP-PKK Kabupaten Banggai Kepulauan Wahyuningsih, di Banggai Kepulauan, Jumat, mengemukakan bahwa pemberian makanan tambahan merupakan satu kegiatan prioritas yang dilaksanakan oleh PKK dalam optimalisasi kontribusi PKK terkait pencegahan dan pengentasan stunting di Banggai Kepulauan.
"Kegiatan ini dalam teknisnya dikelola langsung oleh fasilitator PKK tingkat desa dan melibatkan kader Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat)," kata Wahyuningsih.
Wahyuningsih yang juga Akademisi Universitas Tadulako mengemukakan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak. Di mana, tinggi badan anak, tidak sesuai dengan usia anak dalam tumbuh kembangnya.
Kondisi ini, sebut dia, tidak hanya berdampak pada fisik anak, melainkan juga berdampak langsung terhadap intelektual anak.
Menurut Wahyuningsih, masalah stunting harus diatasi dengan membangun kolaborasi dan sinergi sesuai konsepsi pentahelix, agar intervensi lebih optimal dan berkesinambungan.
Sebab, kata dia, stunting berkaitan langsung dengan sumber daya manusia (SDM) generasi muda, yang mana pemerintah menargetkan SDM generasi muda tumbuh dengan baik di masa mendatang.
"Jika hal ini tidak kita seriusi bersama, maka kondisi generasi muda kita di masa depan, akan menurun secara intelektual. Maka, akan berdampak langsung terhadap percepatan pembangunan daerah," ujarnya.
Menurut hasil Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (PPGBM) berbasis aplikasi elektronik, angka kasus stunting di Banggai Kepulauan pada 2019 tercatat 22,6 persen naik menjadi 23 persen pada 2020.
Kemudian angka kasus stunting di Banggai Kepulauan menurun menjadi 21,54 persen pada 2021, tetapi naik lagi menjadi 21,87 persen pada 2022.
Dalam upaya percepatan pengentasan stunting, TP-PKK Bangkep bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Bangkep khususnya DP3AP2KB.
Pemerintah menargetkan stunting tersisa 14 persen pada tahun 2024. Di tingkat Provinsi Sulteng bsrdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan prevalensi stunting di Sulawesi Tengah sebesar 28,2 persen mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2021 yang berada pada angka 29,7 persen.
Gubernur Sulteng Rusdy Mastura meminta kepada semua pihak dan pemerintah daerah, untuk menggencarkan program penanggulangan stunting, demi menopang target nasional stunting tersisa 14 persen.