Gubernur beri dukungan penuh terhadap tim sepak bola Sulteng
Palu (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Rusdy Mastura memberikan dukungan penuh terhadap tim sepak bola putra Sulteng setelah mengundurkan diri (walkover) pada pertandingan babak delapan besar antara Aceh melawan Sulteng dalam PON XXI Aceh-Sumut 2024.
"Wajar marah dan di luar kontrol, mereka anak-anak muda. Sebagai orang tua, pasti saya sesali (pemukulan terhadap wasit). Tapi saya juga bangga dengan mereka, bahwa mereka mempertaruhkan harga diri mereka," kata Rusdy Mastura di Palu, Minggu.
Ia mengaku menyesali tindakan pemain sepak bola Sulteng yang memberikan pukulan kepada wasit Eko Agus Sugiarto. Namun demikian, Gubernur menyatakan dukungannya terhadap pemain Sulteng yang telah berjuang untuk provinsi ini, dan berhasil maju sampai pada babak delapan besar untuk pertama kalinya.
Ia menegaskan akan mengambil langkah tegas dan melaporkan kepemimpinan wasit dalam pertandingan Aceh vs Sulteng ke PSSI agar dilakukan evaluasi dan investigasi.
"Keputusan-keputusan wasit yang tidak adil sangat merusak mental tim padahal ajang PON ini untuk pelatihan atlet usia muda," ujarnya.
Mastura menyebut bahwa menjadi ironi bagi ekosistem sepak bola nasional yang sedang berusaha bangkit dan bergairah kembali dengan wasit yang tidak profesional dalam memimpin jalannya pertandingan.
Sementara itu, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Kontingen Sulteng Brigjen TNI Dody Triwinarto juga memberikan dukungan penuhnya terhadap tim sepak bola Sulteng.
"Saya tetap bangga dengan tim perjuangan Sulawesi Tengah. Mereka adalah petarung tadulako sejati yang telah berjuang maksimal, dan harus terus kita berikan dukungan tertinggi," ujarnya.
Ia berharap kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, khususnya kepada wasit agar menjaga integritas dan profesionalisme sebagai sang pengadil utama di lapangan hijau.
Tim sepak bola Putra Sulteng memutuskan untuk WO dari pertandingan babak delapan besar Aceh vs Sulteng, yang berlangsung di Stadion Dhimurthala Aceh pada Sabtu (14/9) karena sejumlah keputusan wasit yang dianggap kontroversial, dengan hasil akhir di babak kedua imbang 1-1.
Dalam laga ini, Tim sepak bola Sulteng mendapat tiga kartu merah yang menyebabkan pemain Sulteng hanya tersisa delapan orang dan dua pinalti.