Program KUR 0 persen untuk masyarakat Sigi sudah tepat sasaran

id Kabupaten Sigi,Sulawesi Tengah,Pemkab Sigi,Bupati Sigi,Irwan Lapatta,UMKM

Program KUR 0 persen untuk masyarakat Sigi sudah tepat sasaran

Bupati Sigi Mohamad Irwan Lapatta di Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu. ANTARA/MOH SALAM

Sigi, Sulteng (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi, Sulawesi Tengah, menyampaikan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) 0 persen untuk masyarakat di daerah itu sudah tepat sasaran.

Bupati Sigi Mohamad Irwan Lapatta, di Kalukubula, Sabtu, mengatakan bahwa salah satu program unggulan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Sigi adalah kredit pembiayaan melawan rentenir (K/PMR) yang diaplikasikan dalam produk kredit 0 persen bagi masyarakat Kabupaten Sigi.

"Ini tentunya merupakan langkah nyata dukungan pemerintah daerah yang dituangkan dalam beragam program kerja Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah Kabupaten Sigi seperti mulai dari rekening satu pelajar, beragam edukasi keuangan berkolaborasi dengan para stakeholder hingga business matching pelaku usaha dengan perbankan dan pembiayaan non bank," kata Irwan Lapatta.

Ia menuturkan bentuk sinergi pemerintah daerah dengan industri jasa keuangan harapannya bisa meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah itu.

"Kami berharap ke depan kerja sama dengan lembaga jasa keuangan dapat terus bersinergi dan berperan aktif dalam pembangunan di Kabupaten Sigi," ujarnya pula.

Menurut dia, selama ini lembaga keuangan yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulteng memberikan banyak bantuan kepada pemerintah daerah, sehingga terciptanya ruang-ruang penguatan ekonomi kerakyatan di Kabupaten Sigi seperti KUR 0 persen.

"Kami ingin para pelaku usaha yang kecil tidak dibebankan bunga pinjaman, sehingga pemerintah daerah yang membayarkan bunga itu dengan program KUR 0 persen," katanya lagi.

Ia menjelaskan program KUR 0 persen untuk memudahkan pelaku usaha kecil dan menengah di daerah itu dengan pinjaman Rp5 hingga Rp25 juta per orang, sehingga yang bersangkutan tidak lagi membayar bunganya.

"Bunganya itu pemerintah daerah yang bayarkan, karena sudah ada uang kami simpan di bank mencapai Rp2 hingga Rp3 miliar," ujarnya.

Program lainnya yang sudah berjalan di Kabupaten Sigi adalah super mikro dengan mendapatkan pengawasan dari OJK Sulteng.

"Program super mikro ini inisiatif pemerintah daerah memberikan modal kepada 1.500 pelaku usaha kecil dengan nominal Rp1,5 juta sampai Rp2 juta, sehingga harapannya para pelaku usaha bisa mendapatkan keuntungan mencapai Rp150 ribu per hari dan modalnya untuk berusaha terus bertambah," katanya pula.

Irwan menyebutkan bahwa masyarakat perlu memahami dalam penggunaan produk dan layanan jasa keuangan baik dari OJK, lembaga jasa keuangan (LJK) dari industri perbankan, pasar modal, perasuransian, perusahaan pembiayaan, dana pensiun, pegadaian, dan fintech mempersiapkan strategi untuk mendorong tingkat literasi dan inklusi keuangan kepada masyarakat.

"Pentingnya memiliki literasi keuangan yang baik, tentu bertujuan agar masyarakat dapat memperoleh kesempatan yang sama dalam mengakses keuangan pada lembaga jasa keuangan formal," ujar Bupati Sigi itu pula.

Belajar keuangan adalah kemampuan masyarakat untuk dapat mandiri secara keuangan serta Ilmu tentang pengelolaan keuangan merupakan essential life skill atau keterampilan hidup yang sangat penting dibutuhkan oleh semua orang.

"Inklusi keuangan adalah ketersediaan akses pada berbagai lembaga, produk dan layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga kita dapat disebut high inclusive apabila sudah menggunakan berbagai produk atau layanan keuangan guna efektivitas pengelolaan dan peningkatan nilai aset," katanya lagi.

Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UKM Sigi, total usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di daerah itu sebanyak 30.566. Sedangkan untuk usaha mikro sebanyak 22.862, dan usaha kecil 7.395, serta usaha menengah sebanyak 290.

Jenis usaha di Kabupaten Sigi terdiri dari 6 kategori, yaitu usaha dagang, usaha jasa, peternakan/perikanan, pertanian/perkebunan, industri rumah tangga dan industri kecil menengah.