Xi Jinping: China tidak punya konflik mendasar dengan Australia

id china,australia,xi jinping,anthony albanese,g20

Xi Jinping: China tidak punya konflik mendasar dengan Australia

Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese pada sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brazil pada Senin (18/11) (ANTARA/HO-Xinhua)

Beijing (ANTARA) - Presiden China Xi Jinping menyebut China dan Australia tidak punya konflik mendasar, ketika bertemu dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brazil.

"Tidak ada konflik kepentingan yang mendasar antara China dan Australia. Selama kedua belah pihak saling menghormati, memperlakukan satu sama lain secara setara, dan mencari titik temu sambil menyeimbangkan perbedaan, hubungan China-Australia pasti akan berkembang dengan baik," ujar Xi saat bertemu Albanese pada Senin (18/11).

Seperti termuat dalam laman Kementerian Luar Negeri China yang diakses ANTARA pada Selasa, Xi menyebut selama lebih dari setahun, kedua negara telah menjaga komunikasi erat dan kunjungan pejabat negara pada semua tingkatan, secara aktif mendorong penerapan konsensus penting kedua negara dan mencapai kemajuan positif.

"China bersedia bekerja sama dengan Australia untuk mendorong pembangunan kemitraan strategis komprehensif China-Australia yang lebih matang, stabil dan bermanfaat serta meningkatkan stabilitas dan kepastian di kawasan dan dunia," kata Xi.

Xi juga mengungkapkan ada lebih dari 250 perusahaan Australia ikut dalam Pameran Impor Internasional China pada tahun ini, sekaligus menjadi rekor peserta tertinggi dari Australia.

"Ini merupakan 'mosi percaya' yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan Australia terhadap perekonomian China dan kerja sama antara kedua negara. Kedua negara harus menekankan perluasan pola kerja sama yang saling menguntungkan," tambah Xi.

China, ungkap Xi, juga bersedia mengimpor lebih banyak produk Australia berkualitas tinggi, mendorong perusahaan China untuk berinvestasi dan memulai bisnis di Australia dan berharap Australia akan menyediakan lingkungan bisnis yang adil, transparan, dan tidak diskriminatif bagi perusahaan China.

"China dan Australia adalah pendukung globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas. Kedua negara harus memperkuat koordinasi dan kerja sama, menentang proteksionisme dan mendorong negara-negara berbagi peluang melalui keterbukaan dan mencapai pembangunan bersama," ungkap Xi.

Sedangkan Albanese mengatakan bahwa ia senang bertemu kembali dengan Presiden Xi dalam peringatan 10 tahun berdirinya kemitraan strategis komprehensif Australia-China.

"Sejak kunjungan saya ke China tahun lalu, hubungan Australia-China telah mengalami kemajuan yang menggembirakan di berbagai bidang termasuk perdagangan yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat kedua negara," kata Albanese.

Australia, kata Albanese, tegas untuk menerapkan kebijakan satu China, menentang "pemisahan diri", mendukung globalisasi ekonomi, dan berharap untuk memperkuat kerja sama dengan China dalam transformasi energi, respon atas perubahan iklim, dan aspek lainnya.

"Perkembangan China telah memberikan kontribusi penting terhadap stabilitas jangka panjang dan pertumbuhan kawasan Asia-Pasifik," tambah Albanese.

Albanese menyebut Australia menghargai peran penting China dalam mekanisme multilateral seperti APEC, mendukung peran China sebagai tuan rumah APEC pada 2026, bersedia memperkuat multilateralisme dan ingin terus berkomunikasi dengan China untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan serta pembangunan kawasan.

Hadir juga dalam pertemuan tersebut Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Anggota Politbiro Komite Sentral Partai Komunis China (PKC) Cai Qi.