Industri rotan Kota Palu harapkan perhatian Kementerian Perindustrian

id Palu,rotan,kemenperind

Industri rotan Kota Palu harapkan perhatian Kementerian Perindustrian

Menko Perekonomian Darmin Nasution (tengah) mengamati salah satu jenis rotan di Pusat Inovasi Rotan Nasional di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (27/9/2017) (Antarasulteng.com/Basri Marzuki)

Palu (antaranews sulteng) - Pemerintah pusat diharapkan menaruh perhatian lebih terhadap industri rotan yang ada di Kota Palu mengingat hingga saat ini industri rotan di kota ini masih terkendala banyak hal di antaranya belum memumpuninya alat yang dimiliki untuk mengolah bahan baku rotan sehingga memiliki nilai tambah. 

Terlebih bahan baku rotan yang dimiliki Kota Palu hanya diperdagangkan dalam bentuk gelondongan tanpa diolah menjadi kerajinan sehingga memiliki nilai tambah.

Demikian kata Wali Kota Palu, Hidayat yang diwakili Asisten Bidang Perekonomian Imran dalam seminar peningkatan investasi dan ekspor non migas se Indonesia Timur di Palu, Kamis.

"Padahal Kota Palu merupakan pusat industri rotan nasional yang hingga saat ini pengelolaannya tidak berjalan dengan baik sehingga ini perlu menjadi perhatian kita semua," katanya di depan empat pejabat kementerian yang hadir dalam seminar tersebut yakni Kementerian Perindustrian, Kementerian Perekonomian, Kementerian Pertanian dan Kementerian Perhubungan.

Dalam kesempatan itu ia berharap Kementerian Perindustrian dapat mendorong Industri Kecil Menengah (IKM) khususnya yang fokus dalam pengelolaan rotan dapat memberi perhatian lebih.

Sementara itu Menteri Perindustrian melalui Kepala Sub Bidang Pendidikan dan Latihan (Diklat) Dunia Usaha, Indira Agustin mengakui, industri rotan di Kota Palu masih dilanda banyak persoalan.

"Ini menjadi catatan buat kita karena memang kita tahu Kota Palu merupakan pusat industri rotan di Indonesia dan potensi rotan yang ada di Kota Palu sangat tinggi," katanya.

Olehnya dengan kebijakan pemerintah saat ini diharapkan dalam waktu yang tidak lama industri rotan di Palu akan mengalami peningkatan, baik dalam sisi penghasilan maupun  teknologi pengelolaannya.

"Dengan adanya kebijakan pemerintah pusat yang melarang mengekspor bahan mentah ke luar negeri  otomatis kita harus meningkatkan komoditi ekspor yang kita punya di dalam sehingga kita juga mendapat nilai tambah dari komoditi tersebut," ujarnya.