Mutiara dari masjid Agung Palu: Saya orang 'beragama' atau 'beriman' sih?

id salat ied,zainal abidin,khutbah

Mutiara dari masjid Agung Palu: Saya orang 'beragama' atau 'beriman' sih?

Ketua MUI Kota Palu Prof Dr H Zainal Abidin MAg (Foto: Humas/Muhammad Hajiji)

Palu (Antaranews Sulteng) - Ribuan jamaah tampak terkesima saat mendengarkan khutbah Idul Fitri yang disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Prof Dr H Zainal Abidin, M.Ag di Masjid Agung Darussalam, Jumat.
  
Berbicara dengan lantang dan berapi-api membacakan 13 halaman naskah khutbah selama hampir 25 menit itu, membuat ummat tetap fokus menyimak kata demi kata yang diucapkan sang khatib.

Mantan Rektor IAIN Palu itu menyebutkan bahwa ada perbedaan antara orang 'beragama' dengan orang 'beriman.' Antara lain: 

Pertama: Orang 'beragama' adalah orang yang percaya bahwa Tuhan itu 'ada', sedangkan orang 'beriman' adalah orang yang percaya bahwa Allah itu 'hadir'. Orang melakukan perbuatan jahat, karena berpikir bahwa Tuhan itu ada tapi dia tidak merasakan kehadiranNya. Orang 'beriman' merasakan kehadiran Tuhan dimanapun dia berada.

Kedua: Orang 'beragama' selalu merasa paling suci dan paling benar sedangkan orang 'beriman' selalu melihat semua orang adalah setara, semua punya kelebihan dan kekuranga,

Ketiga: Orang 'beragama' mudah sekali melihat perbedaan dan sensitif dengan perbedaan, sedangkan orang 'beriman' orang yang mudah melihat persamaan, mau menerima perbedaan dan mau mendengarkan orang lain.

Baca juga: Gubernur: Saya Shalat Ied di Masjid Agung Palu

Keempat: Orang 'beragama' selalu mementingkan simbol-simbol agama dan ritual agama semata, tetapi orang 'beriman' adalah orang yang menyembuyikan ibadahnya dari orang lain tetapi mempraktikkan imannya dimanapun dan kapanpun.

Kelima: orang 'beragama' adalah orang yang baik dalam urusan ibadah ritual semata, sedangkan orang beriman adalah orang yang baik dalam semua urusan, karena menganggap semua urusan sebagai ibadah.
 
Gubernur Sulteng Longki Djanggola (kiri) serius mengikuti khutbah pada shalat Idul Fitri di Masjid Agug Darussalam Palu, Minggu (25/6/2017) (Antarasulteng.com/Ridwan)

"Tetapi harus dicatat, kriteria di atas hendaknya tidak digunakan dalam menilai orang lain, tetapi digunakan untuk menilai diri masing-masing, apakah saya termasuk orang beragama atau beriman.?" ujarnya.

Seorang beriman harus selalu merasa bersama dengan orang lain, ia harus memiliki kesadaran sosial.

Nabi Muhammad SAW bersabda: "hendaklah kamu selalu bersama, karena serigala hanya menerkam domba yang sendiria".

"Orang yan paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain," ujar pakar pemikiran Islam moderen tersebut di depan ribuan jamaah yang antara lain terdapat Gubernur Sulteng Drs H Longki Djanggola bersama keluarganya serta para pejabat teras sipil dan TNI-Polri, para politisi, pengusaha, dan tokoh-tokoh masyarakat dan agama.

Menanggapi khutbah sang guru besar tersebut, H. Ruslan Sangaji, seorang ustad di Kota Palu berujar: 'ini khutbah terbaik di seluruh Indonesia di hari raya ini. Saya sangat berbahagia shalat Id di masjid Agung ini.

Khutbah tentang semangat toleransi yang disampaikan Prof Zainal, masya Allah. Beliau menjelaskan tentang perbedaan orang beragama dan beriman, tentang piagam Madinah. menguraikan tentang penaklukkan Israel oleh Umar bin Khattab, beliau membahas keprihatinan para pelaku bom bunuh diri.

"Ah, pokoknya masya Allah deh khutbahnya Prof Zainal. Salut prof," ujar Ochan, panggilan akrab Ruslan Sangaji.
 
Shalat Idul Fitri 1437 H Ribuan umat muslim mengikuti salat Idulfitri 1437 H di halaman Masjid Agung Darussalam Palu, Sulawesi Tengah. (Antaranews Sulteng.Basri Marzuki)