Laga kedua final Liga Champions Afrika bakal digelar diulang
Jakarta (ANTARA) - Laga kedua final Liga Champions Afrika bakal digelar ulang setelah pertandingan aslinya dihentikan sebelum usai dan klub Tunisia, Esperance, ditentukan sebagai pemenang serta mengangkat trofi pada Jumat (30/5) lalu.
Dilansir Reuters, konfederasi sepak bola Afrika, CAF, menggelar pertemuan di Paris, Prancis, Rabu (5/6) setempat, di sela-sela Kongres FIFA, memutuskan bahwa laga tersebut akan diulang di lokasi netral, yang bukan tidak mungkin bakal menimbulkan protes.
Laga tersebut rencananya bakal digelar selepas putaran final Piala Afrika yang akan berlangsung di Mesir pada 21 Juni-19 Juli mendatang.
Sebelumnya, pada Jumat lalu di Stadion Olimpiade, Rades, Tunisia, klub Maroko Wydad Casablanca menolak untuk melanjutkan permainan setelah gol mereka pada menit ke-59 dianulir oleh wasit.
Di waktu bersamaan teknologi VAR yang dipakai tak berfungsi dan setelah dua jam penundaan berlangsung, Esperance yang tengah unggul 1-0 dinyatakan sebagai pemenang pertandingan dan melakoni upacara pengalungan medali serta penyerahan trofi.
Setelah laga pertama berakhir imbang 1-1 dan Esperance tengah unggul 1-0 sebelum Wydad Casablanca mencetak gol yang dianulir karena offside.
Keputusan itu memantik gelombang protes berkepanjangan yang bahkan tak selesai meski Presiden CAF Ahmad Ahmad ikut langsung turun ke tepi lapangan.
Esperance kemungkinan akan mengajukan gugatan atas keputusan laga ulang tersebut, sedangkan pihak Wydad Casablanca mengaku belum mendapat informasi mengenai kesalahan teknologi VAR.
Sedangkan aturan sepak bola internasional berdasarkan Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional, menyatakan hasil pertandingan tak bisa dianulir meskipun diketahui ada kesalahan teknologi VAR maupun keputusan keliru berdasar VAR.
Dilansir Reuters, konfederasi sepak bola Afrika, CAF, menggelar pertemuan di Paris, Prancis, Rabu (5/6) setempat, di sela-sela Kongres FIFA, memutuskan bahwa laga tersebut akan diulang di lokasi netral, yang bukan tidak mungkin bakal menimbulkan protes.
Laga tersebut rencananya bakal digelar selepas putaran final Piala Afrika yang akan berlangsung di Mesir pada 21 Juni-19 Juli mendatang.
Sebelumnya, pada Jumat lalu di Stadion Olimpiade, Rades, Tunisia, klub Maroko Wydad Casablanca menolak untuk melanjutkan permainan setelah gol mereka pada menit ke-59 dianulir oleh wasit.
Di waktu bersamaan teknologi VAR yang dipakai tak berfungsi dan setelah dua jam penundaan berlangsung, Esperance yang tengah unggul 1-0 dinyatakan sebagai pemenang pertandingan dan melakoni upacara pengalungan medali serta penyerahan trofi.
Setelah laga pertama berakhir imbang 1-1 dan Esperance tengah unggul 1-0 sebelum Wydad Casablanca mencetak gol yang dianulir karena offside.
Keputusan itu memantik gelombang protes berkepanjangan yang bahkan tak selesai meski Presiden CAF Ahmad Ahmad ikut langsung turun ke tepi lapangan.
Esperance kemungkinan akan mengajukan gugatan atas keputusan laga ulang tersebut, sedangkan pihak Wydad Casablanca mengaku belum mendapat informasi mengenai kesalahan teknologi VAR.
Sedangkan aturan sepak bola internasional berdasarkan Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional, menyatakan hasil pertandingan tak bisa dianulir meskipun diketahui ada kesalahan teknologi VAR maupun keputusan keliru berdasar VAR.