New York (ANTARA) - Harga minyak naik sekitar satu persen pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah serangan terhadap dua kapal tanker minyak di Teluk Oman minggu ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi gangguan pasokan.
Tetapi harga tetap di jalur untuk kerugian mingguan karena kekhawatiran bahwa sengketa perdagangan akan mengurangi permintaan minyak global.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus, naik 0,70 dolar AS atau 1,1 persen menjadi ditutup pada 62,01 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik 0,23 dolar AS atau 0,4 persen menjadi menetap pada 52,51 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Serangan terhadap kapal tanker minyak di dekat Iran dan Selat Hormuz mendorong kenaikan harga minyak sebanyak 4,5 persen pada Kamis (13/6).
Ini adalah kedua kalinya dalam sebulan kapal tanker diserang di zona terpenting dunia untuk pasokan minyak ketika keteganganantara Amerika Serikat dan Iran meningkat. Washington menyalahkan Iran atas serangan Kamis (13/6/2019) mendorong penolakan dan kritik dari Teheran.
Pada Jumat (14/6) seorang pejabat AS mengatakan kapal cepat militer Iran di Teluk Oman mencegah dua kapal tunda milik swasta dari menarik salah satu kapal tanker yang rusak.
"Kemungkinan apa yang telah kita lihat (di Timur Tengah) selama beberapa hari terakhir dapat menghebat ke akhir pekan dan pedagang enggan mengambil posisi jangka pendek di depan itu," kata Anthony Headrick, analis pasar energi di CHS Hedging LLC di Inver Grove Heights, Minnesota, mencatat "Judul terbaru dari pembatasan kapal tunda itu membuat beberapa pedagang memilih menutup posisi jangka pendek."
Namun, minyak Brent mencatat penurunan mingguan sekitar dua persen, mencatat penurunan mingguan keempat berturut-turut, sementara minyak mentah AS (WTI) kehilangan hampir tiga persen.
"Prospek permintaan yang memburuk menahan harga, meskipun ada ketegangan ini," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.
Perlambatan kondisi ekonomi telah menahan pertumbuhan permintaan, membayangi ketegangan yang sedang berlangsung antara AS dan Iran, kata Kilduff. Akibatnya, harga mungkin terjebak dalam pola bertahan. "Kami menemui jalan buntu di sini."
Badan Energi Internasional (IEA) memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan untuk 2019 sebesar 100.000 barel per hari (bph) menjadi 1,2 juta barel per hari, mengutip prospek yang memburuk untuk perdagangan dunia.
Namun, lembaga yang berbasis di Paris itu mengatakan pihaknya memperkirakan pertumbuhan permintaan akan naik menjadi 1,4 juta barel per hari pada tahun 2020.
Pada Kamis (13/6) Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas perkiraan 2019 untuk pertumbuhan permintaan minyak global bahkan lebih rendah dari IEA, menjadi 1,14 juta barel per hari.
Di sisi pasokan, sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela, pakta pemangkasan produksi oleh OPEC plus sekutunya, perang di Libya dan serangan terhadap kapal tanker di Teluk Oman hanya menambah ketidakpastian pasokan, kata IEA.
Peningkatan pasokan AS, serta kenaikan dari Brasil, Kanada, dan Norwegia, akan berkontribusi pada peningkatan pasokan non-OPEC sebesar 1,9 juta barel per hari tahun ini dan 2,3 juta barel per hari pada tahun 2020.
Perusahaan-perusahaan energi AS mengurangi jumlah rig minyak yang beroperasi selama seminggu kedua berturut-turut, kata perusahaan jasa energi General Electric Co Baker Hughes dalam laporannya pada Jumat (14/6).
Ketegangan di Timur Tengah telah meningkat sejak Presiden AS Donald Trump menarik diri dari pakta nuklir multinasional 2015 dengan Iran dan menerapkan kembali sanksi, terutama yang menargetkan ekspor minyak Teheran.
Iran, yang menjauhkan diri dari serangan sebelumnya, mengatakan tidak akan takut dengan apa yang digambarkannya sebagai perang psikologis.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan Amerika Serikat telah menilai bahwa Iran berada di balik serangan pada Kamis (13/6).
Militer AS kemudian merilis video yang katanya menunjukkan Pengawal Revolusi Iran mengambil ranjau yang tidak meledak dari sisi kapal tanker minyak milik Jepang.
Berita Terkait
Pasar murah sembako di Palu
Senin, 1 April 2024 21:20 Wib
Ahlis Djirimu, industri sawit mainkan peran sentral ekonomi daerah
Jumat, 22 Maret 2024 15:52 Wib
Menkop UKM Teten yakin minyak makan merah laku di pasaran
Rabu, 20 Maret 2024 8:21 Wib
Pasar murah sembako di Palu
Selasa, 19 Maret 2024 19:53 Wib
Jokowi kunjungi pabrik percontohan minyak makan merah Sumatera Utara
Kamis, 14 Maret 2024 10:37 Wib
Gerakan pangan murah di Palu
Rabu, 6 Maret 2024 20:35 Wib
Minyak sawit paling memungkinkan diolah jadi energi
Minggu, 3 Maret 2024 5:03 Wib
PHE catat temuan sumber daya migas 1,4 miliar barel setara minyak
Sabtu, 10 Februari 2024 15:04 Wib