Selandia Baru apresiasi berdirinya Indonesian AID

id indonesia, selandia baru,pasifik,indonesian aid

Selandia Baru apresiasi berdirinya Indonesian AID

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (kanan) dan Menteri Urusan Pasifik Selandia Baru Aupito William Sio (kiri) melakukan pertemuan bilateral di sela-sela gelaran Bali Democracy Forum (BDF) ke-12 di Bali, Kamis, (5/12/2019). (ANTARA/HO-Kemlu)

Tadi beliau menyampaikan selamat bahwa Indonesia sudah memiliki Indonesian AID. Jadi dalam menerapkan politik luar negeri sekarang kita didukung oleh sumber daya
Bali (ANTARA) - Menteri Urusan Pasifik Selandia Baru Aupito William Sio mengapresiasi berdirinya Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (Indonesian Agency for International Development/Indonesian AID), demikian disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.

"Tadi beliau menyampaikan selamat bahwa Indonesia sudah memiliki Indonesian AID. Jadi dalam menerapkan politik luar negeri sekarang kita didukung oleh sumber daya," kata Retno usai pertemuan bilateral dengan Sio di sela-sela gelaran Bali Democracy Forum (BDF) ke-12 di Bali, Kamis.

Indonesian AID diresmikan pada pertengahan Oktober lalu untuk mendukung kerja sama Selatan-Selatan dengan skema bantuan untuk peristiwa bencana alam ataupun bencana kemanusiaan.

Tahun ini, Indonesian AID rencananya akan disalurkan kepada lima negara Pasifik, yaitu Tuvalu, Nauru, Solomon, Fiji, dan Kiribati, serta dua negara ASEAN yaitu Myanmar dan Filipina.

Berkaitan dengan bantuan untuk negara-negara Pasifik itu, Retno menambahkan bahwa Selandia Baru merupakan negara yang mempunyai kedektan hubungan dengan kawasan Pasifik, sehingga Indonesia ingin bermitra dengan negara tersebut dalam kerangka wilayah.

"Kalau kekuatan-kekuatan yang positif ini bisa digabungkan, maka kami yakin bahwa pengaruhnya akan besar," ujar dia.

Indonesia dan Selandia Baru juga mulai kembali membicarakan proyek Pacific Expo selanjutnya sekalipun masih dalam tahap yang sangat dini. Hal ini terkait dengan penyelenggaraan acara yang sama sebelumnya yang dianggap bisa mendekati negara kawasan Pasifik secara ekonomi.

"Namun selain itu, pendekatan dengan kesamaan budaya juga bisa bekerja dengan baik, dan akan kami tindaklanjuti dengan kegiatan-kegiatan positif lainnya," ucap Retno.