Survei sebut mayoritas elite percaya Jokowi mampu tangani COVID-19

id Survei indikator, Burhanuddin Muhtadi, Presiden Jokowi, tangani, Covid-19

Survei sebut mayoritas elite percaya Jokowi mampu tangani COVID-19

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi. (ANTARA/I.C.Senjaya)

Sebanyak 14,8 persen elite sangat percaya Jokowi mampu menangani pandemi dengan baik. Sementara, 42,8 persen cukup percaya pada Jokowi
Jakarta (ANTARA) - Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia menyebutkan mayoritas elite percaya Presiden Joko Widodo mampu menangani COVID-19 di Tanah Air dengan baik.

"Sebanyak 14,8 persen elite sangat percaya Jokowi mampu menangani pandemi dengan baik. Sementara, 42,8 persen cukup percaya pada Jokowi," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam konferensi pers virtual, di Jakarta, Kamis.

Kemudian, sebanyak 23,4 persen elite mengaku kepercayaannya terhadap Jokowi biasa saja. Sebanyak 16,8 persen tidak percaya dan 2 persen sangat tidak percaya. Sisanya, sebanyak 0,3 persen responden tidak menjawab.

"'Public trust and confident' di kalangan elite terhadap Pak Jokowi masih di atas 50 persen. Total ada kurang lebih 57 persen elite yang masih percaya pada Presiden Jokowi dalam menangani COVID-19, ini bukan angka yang kecil," katanya.

Menurut dia, para elite juga percaya Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mampu menangani pandemi COVID-19.

"Namun, responden elite pemuka opini yang percaya terhadap Pak Menkes dalam penanganan COVID-19, itu relatif jauh lebih rendah dibanding yang masih percaya terhadap Presiden Jokowi," kata Burhanuddin.

Menurut dia, sebanyak 4,3 persen elite yang sangat percaya akan kinerja Menkes Terawan dalam menangani pandemi. Kemudian, 32,9 persen mengaku cukup percaya.

Sebanyak 25 persen elite percaya kepada Terawan biasa saja. Kemudian, 26,6 persen elite mengaku tidak percaya dan 10,5 persen sangat tidak percaya. Sisanya, sebanyak 0,7 persen responden tidak menjawab.

Survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia ini digelar selama awal Juli hingga awal Agustus 2020 dengan melibatkan 304 responden dari 20 kota di Tanah Air, yang seluruhnya merupakan pemuka opini atau "opinion leader".

Responden dipilih secara purposif yang umumnya dijadikan rujukan oleh media, seorang pengamat kesehatan, pengamat sosial politik, tokoh organisasi masyarakat, LSM, dan pengusaha.