Sail Tomini Pintu Masuk Promosi Pariwisata
Sail Tomini setidaknya melingkupi tiga aspek yakni budaya, sumber daya alam dan atraksi."
Palu (antarasulteng.com) - Pengamat kepariwisataan Sulawesi Tengah Suaib Djafar mengatakan Sail Tomini 2015 merupakan salah satu pintu masuk pengembangan pariwisata secara terintegrasi khususnya di sekitar Teluk Tomini.
"Maka Sail Tomini harus didesain sedemikian rupa sehingga berbeda dengan sail-sail di daerah lainnya yang pernah ada sebelumnya," katanya di Palu, Rabu.
Doktor di bidang kebijakan pengembangan pariwisata Universitas Padjajaran itu mengatakan Sail Tomini setidaknya melingkupi tiga aspek yakni budaya, sumber daya alam dan atraksi.
"Saya mengistilahkan CAN (cultur, adventure and natural)," katanya.
Dari aspek budaya, kata Suaib, pembukaan Sail Tomini yang dipusatkan di Kabupaten Parigi Moutong merupakan daerah yang heterogen, sebab di sana tidak saja didiami oleh masyarakat lokal seperti Tomini, Tinombo dan Moutong, tetapi sudah berbaur dengan suku-suku lainnya seperti Bali.
"Bagaimana kita juga melibatkan etnis Bali bersanding dengan etnis lainnya dalam atraksi budaya. Sehingga kesan ini memberi dampak kepada publik bahwa untuk melihat Dewata, ada juga di Sulawesi Tengah sehingga orang tidak perlu ke Bali," katanya.
Sail Tomini, kata dia, sebaiknya tidak saja menjadi ajang promosi di sektor kemaritiman, tetapi juga menyentuh aspek budayanya.
"Dengan begitu akan tercipta kesan bahwa Sulawesi Tengah itu miniatur Indonesia. Budaya dari berbagai etnis di sini komplit," katanya.
Mantan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Donggala dan Provinsi Sulawesi Tengah itu mengatakan jika dikembangkan lebih jauh lagi maka penanaman aspek budaya sangat penting sebagai jawaban "Indonesia Hebat" khususnya revolusi mental.
"Mental budaya kita yang harus kita perkuat," katanya.
Ia berharap pada serimonial pembukaan Sail Tomini yang berlangsung di Parigi Moutong juga harus diintervensi dengan unsur budaya yakni pembauran suku sebagai salah satu ciri dari masyarakat pesisir.
Selain itu, kata dia, Parigi Moutong juga bisa menjual potensi alam dan agro wisata seperti panjat tebing internasional dan kuliner.
"Tebing alam di Parigi Moutong itu salah satu tebing terbaik yang pernah saya lihat. Sehingga bagaimana ini bisa ditampilkan menjadi event international," katanya.
Demikian halnya dengan wisata agronya yang terkenal dengan durian dan segala bentuk turunannya. Melalui Sail Tomini, kuliner berupa dompo durian juga bisa dicicipi oleh lidah-lidah orang asing.
"Maka program ini harus teritegrasi dalam agenda Sail Tomini secara keseluruhan," katanya. (A055)
"Maka Sail Tomini harus didesain sedemikian rupa sehingga berbeda dengan sail-sail di daerah lainnya yang pernah ada sebelumnya," katanya di Palu, Rabu.
Doktor di bidang kebijakan pengembangan pariwisata Universitas Padjajaran itu mengatakan Sail Tomini setidaknya melingkupi tiga aspek yakni budaya, sumber daya alam dan atraksi.
"Saya mengistilahkan CAN (cultur, adventure and natural)," katanya.
Dari aspek budaya, kata Suaib, pembukaan Sail Tomini yang dipusatkan di Kabupaten Parigi Moutong merupakan daerah yang heterogen, sebab di sana tidak saja didiami oleh masyarakat lokal seperti Tomini, Tinombo dan Moutong, tetapi sudah berbaur dengan suku-suku lainnya seperti Bali.
"Bagaimana kita juga melibatkan etnis Bali bersanding dengan etnis lainnya dalam atraksi budaya. Sehingga kesan ini memberi dampak kepada publik bahwa untuk melihat Dewata, ada juga di Sulawesi Tengah sehingga orang tidak perlu ke Bali," katanya.
Sail Tomini, kata dia, sebaiknya tidak saja menjadi ajang promosi di sektor kemaritiman, tetapi juga menyentuh aspek budayanya.
"Dengan begitu akan tercipta kesan bahwa Sulawesi Tengah itu miniatur Indonesia. Budaya dari berbagai etnis di sini komplit," katanya.
Mantan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Donggala dan Provinsi Sulawesi Tengah itu mengatakan jika dikembangkan lebih jauh lagi maka penanaman aspek budaya sangat penting sebagai jawaban "Indonesia Hebat" khususnya revolusi mental.
"Mental budaya kita yang harus kita perkuat," katanya.
Ia berharap pada serimonial pembukaan Sail Tomini yang berlangsung di Parigi Moutong juga harus diintervensi dengan unsur budaya yakni pembauran suku sebagai salah satu ciri dari masyarakat pesisir.
Selain itu, kata dia, Parigi Moutong juga bisa menjual potensi alam dan agro wisata seperti panjat tebing internasional dan kuliner.
"Tebing alam di Parigi Moutong itu salah satu tebing terbaik yang pernah saya lihat. Sehingga bagaimana ini bisa ditampilkan menjadi event international," katanya.
Demikian halnya dengan wisata agronya yang terkenal dengan durian dan segala bentuk turunannya. Melalui Sail Tomini, kuliner berupa dompo durian juga bisa dicicipi oleh lidah-lidah orang asing.
"Maka program ini harus teritegrasi dalam agenda Sail Tomini secara keseluruhan," katanya. (A055)