Harimau Terkam Buruh Sawit di Riau
"Harimau itu bisa dihalau, sedangkan korban mengalami luka sehingga harus mendapat 14 jahitan,"
Pekanbaru - Seorang buruh kebun kelapa sawit, Iwan Hapnisah, selamat dari terkaman harimau Sumatera liar di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau.
"Korban beruntung bisa selamat karena dia melawan tanpa alat apa-apa saat harimau menerkam dari depan," kata Humas WWF Program Riau, Samsidar, di Pekanbaru, Minggu.
Samsidar menjelaskan, peristiwa penerkaman terjadi pada Kamis (2/8) saat korban bekerja di perkebunan sawit milik warga di Dusun Talang Tanjung, Kecamatan Siberida, Inhu.
Saat itu Iwan Hapnisah bekerja seperti biasa sebagai buruh sawit. Tiba-tiba, sekitar pukul 10 WIB, seekor harimau muncul di kebun itu dan menerkamnya.
Beruntung pria berusia 31 tahun itu masih bisa selamat dari terkaman harimau, meski ia mendapat luka cukup serius.
"Harimau itu bisa dihalau, sedangkan korban mengalami luka sehingga harus mendapat 14 jahitan," ujarnya.
Ia mengatakan hingga kini harimau tersebut diperkirakan masih berada di sekitar lokasi itu.
"Tadi malam informasinya harimau masih mutar-mutar di sekitar tempat kejadian," katanya.
Menurut Samsidar, lokasi kejadian berjarak sekitar tujuh kilometer dari Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) yang menjadi habitat harimau Sumatera. Penerkaman itu diduga disebabkan daerah itu memang rawan terjadi konflik harimau dengan manusia.
"Pernah ada warga meninggal pertengahan Juli lalu akibat diterkam harimau di sekitar daerah itu," katanya.(F012)
"Korban beruntung bisa selamat karena dia melawan tanpa alat apa-apa saat harimau menerkam dari depan," kata Humas WWF Program Riau, Samsidar, di Pekanbaru, Minggu.
Samsidar menjelaskan, peristiwa penerkaman terjadi pada Kamis (2/8) saat korban bekerja di perkebunan sawit milik warga di Dusun Talang Tanjung, Kecamatan Siberida, Inhu.
Saat itu Iwan Hapnisah bekerja seperti biasa sebagai buruh sawit. Tiba-tiba, sekitar pukul 10 WIB, seekor harimau muncul di kebun itu dan menerkamnya.
Beruntung pria berusia 31 tahun itu masih bisa selamat dari terkaman harimau, meski ia mendapat luka cukup serius.
"Harimau itu bisa dihalau, sedangkan korban mengalami luka sehingga harus mendapat 14 jahitan," ujarnya.
Ia mengatakan hingga kini harimau tersebut diperkirakan masih berada di sekitar lokasi itu.
"Tadi malam informasinya harimau masih mutar-mutar di sekitar tempat kejadian," katanya.
Menurut Samsidar, lokasi kejadian berjarak sekitar tujuh kilometer dari Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) yang menjadi habitat harimau Sumatera. Penerkaman itu diduga disebabkan daerah itu memang rawan terjadi konflik harimau dengan manusia.
"Pernah ada warga meninggal pertengahan Juli lalu akibat diterkam harimau di sekitar daerah itu," katanya.(F012)