Pemkab Parigi beri penguatan UMKM hadapi Hari Pangan Sedunia

id Sagu, UMKM, pemkabparimo, Sofiana, hps, produk olahan, Sulteng

Pemkab Parigi  beri penguatan UMKM hadapi Hari Pangan Sedunia

Ilustrasi- Dahyani (49) tahun, salah satu pelaku UMKM Keripik Pisang Tiar melakukan proses pengemasan keripik di bilik hunian sementara (huntap) Bamba, Kelurahan Mpanau, Kota Palu, Selasa (24/11/2021). ANTARA/Muhammad Izfaldi

Parigi, Sulteng (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong berupaya meningkatkan kapasitas dan kualitas pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah tersebut dalam menyambut Hari Pangan Sedunia (HPS) pada Oktober 2022 di kabupaten itu.

"Penguatan kami lakukan melalui pelatihan peningkatan kapasitas dan kualitas UMKM, karena kegiatan HPS pasti banyak orang hadir dari perwakilan masing-masing negara," kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Parigi Moutong Sofiana ditemui di Parigi, Selasa.
 
Ia menjelaskan, pelatihan peningkatan kapasitas terdiri dari penguatan kualitas produk, pengembangan produksi olahan pangan menjadi makanan siap konsumsi, serta penguatan merek dan kemasan.
 
Pelatihan direncanakan akan berlangsung pada 9-15 September dengan menghadirkan pelatih berpengalaman pada bidang kuliner yang menyadikan materi secara teori serta berbagi pengalaman mereka dalam pengelolaan bahan-bahan tradisional menjadi makanan siap konsumsi.
 
Pemkab Parigi Moutong mendorong dua produk olahan berbahan dasar sagu untuk dipamerkan pada acara HPS nanti.
 
"Produk yang akan kami promosikan berupa kue-kue dan gula merah berbahan dasar sagu. Sebelum UMKM menuju kegiatan produksi perlu penguatan dan pemantapan ide-ide inovatif, sehingga manfaat untuk jangka panjang dapat memperkaya jenis olahan," ujar Sofiana.
Ilustrasi - Sagu dalam proses pengolahan (pusat-pkkp.bkp.deptan.go.id)
Menurut dia, HPS menjadi momen untuk tepat mempromosikan produk-produk unggulan daerah, sehingga dibutuhkan kreativitas UMKM menyajikan suatu produk dalam kemasan memiliki nilai ekonomis guna menarik minat konsumen datang membeli.
 
Ia menambahkan, sagu akan didorong sebagai bahan pangan unggulan pada kegiatan HPS nanti, maka diperlukan upaya untuk memasyarakatkan sagu sebagai pengganti beras, supaya menjadi bahan pokok dalam pemenuhan gizi setiap hari.
 
"Potensi komoditas sagu cukup banyak di Parigi Moutong hanya saja belum termanfaatkan dengan baik," ucap Sofiana.

Dikemukakannya, sagu kebanyakan hanya di olah dalam bentuk makanan tradisional, padahal bila diolah dalam bentuk makanan lain memiliki nilai ekonomis, sehingga peran UMKM dibutuhkan memanfaatkan bahan pangan tradisional diolah sedemikian rupa dengan sentuhan inovasi menjadi produk unggul.

"Pemerintah Daerah (Pemda) siap memfasilitasi peralatan pengolahannya, termasuk siap membantu pemasaran di dalam dan luar daerah melalui jaringan-jaringan yang sudah terbangun," kata Sofiana.