Stunting jadi ancaman serius bagi pembangunan kualitas SDM
Barru (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR, drg. Hasnah Syam, MARS mengatakan, stunting menjadi ancaman serius pembangunan kualitas SDM bangsa dalam upaya mewujudkan generasi emas 2045.
.
"Data SSGI tahun 2022 menunjukkan angka stunting di Indonesia sebesar 21,6 persen, artinya, 1 dari 4 anak di Indonesia mengalami Stunting, sedangkan WHO hanya memberikan toleransi tiap negara hanya sebesar 20 persen" kata Hasnah di sela kunjungan kerjanya di Kabupaten Barru, Sulsel, Minggu.
Menurut Hasnah yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Barru, berbagai inovasi dilakukan Kabupaten Barru dalam menurunkan stunting, di antaranya gerakan kampanye makan telur cegah Stunting "One Egg One Day”.
.
Dengan Program Ayo Makan Telur, lanjut dia, pihaknya menyalurkan bantuan telur kepada anak berisiko Stunting untuk dikonsumsi selama 6 bulan, termasuk pendampingan guna memastikan telur tersebut dikonsumsi.
.
Dalam kesempatan itu, Hasnah Syam menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang berperan menurunkan angka stunting di Barru.
.
"Berkat kolaborasi dan sinergitas bersama-sama, baik BKKBN, kesehatan, pemerintah daerah, seluruh stakeholders dan masyarakat angka stunting Barru dapat diturunkan dan menjadi yang terendah di Sulsel," kata anggota Komisi IX DPR RI ini.
Dia juga menyebutkan bahwa BKKBN merupakan mitra kerja Komisi IX ruang lingkup tugasnya meliputi Bidang Kesehatan, Ketenagakerjaan dan Kependudukan,, sehingga BKKBN jadi salah satu mitra Komisi IX.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan Hj Andi Ritamariani menyebutkan, angka prevalensi Stunting Sulsel berdasarkan data SSGI pada 2022 masih berada di angka 27,2 persen, turun dari 27,4 persen tahun 2021.
.
Dia mengatakan, salah satu kabupaten yang berkontribusi besar dalam penurunan angka stunting di Sulawesi Selatan adalah Kabupaten Barru yang sukses menurunkan sebesar 12,3 persen, yaitu dari 26,4 persen pada 2021 turun menjadi 14,1 persen pada 2022.
.
"Data SSGI tahun 2022 menunjukkan angka stunting di Indonesia sebesar 21,6 persen, artinya, 1 dari 4 anak di Indonesia mengalami Stunting, sedangkan WHO hanya memberikan toleransi tiap negara hanya sebesar 20 persen" kata Hasnah di sela kunjungan kerjanya di Kabupaten Barru, Sulsel, Minggu.
Menurut Hasnah yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Barru, berbagai inovasi dilakukan Kabupaten Barru dalam menurunkan stunting, di antaranya gerakan kampanye makan telur cegah Stunting "One Egg One Day”.
.
Dengan Program Ayo Makan Telur, lanjut dia, pihaknya menyalurkan bantuan telur kepada anak berisiko Stunting untuk dikonsumsi selama 6 bulan, termasuk pendampingan guna memastikan telur tersebut dikonsumsi.
.
Dalam kesempatan itu, Hasnah Syam menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang berperan menurunkan angka stunting di Barru.
.
"Berkat kolaborasi dan sinergitas bersama-sama, baik BKKBN, kesehatan, pemerintah daerah, seluruh stakeholders dan masyarakat angka stunting Barru dapat diturunkan dan menjadi yang terendah di Sulsel," kata anggota Komisi IX DPR RI ini.
Dia juga menyebutkan bahwa BKKBN merupakan mitra kerja Komisi IX ruang lingkup tugasnya meliputi Bidang Kesehatan, Ketenagakerjaan dan Kependudukan,, sehingga BKKBN jadi salah satu mitra Komisi IX.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan Hj Andi Ritamariani menyebutkan, angka prevalensi Stunting Sulsel berdasarkan data SSGI pada 2022 masih berada di angka 27,2 persen, turun dari 27,4 persen tahun 2021.
.
Dia mengatakan, salah satu kabupaten yang berkontribusi besar dalam penurunan angka stunting di Sulawesi Selatan adalah Kabupaten Barru yang sukses menurunkan sebesar 12,3 persen, yaitu dari 26,4 persen pada 2021 turun menjadi 14,1 persen pada 2022.