Sigi rehabilitasi jaringan tersier antisipasi perubahan iklim
Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, merehabilitasi jaringan tersier untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim berupa pemanasan global yang dapat menimbulkan kemarau/kekeringan pada sektor pertanian.
"Iya, upaya - upaya yang dilakukan mengantisipasi kemarau dan kekeringan yaitu rehabilitasi jaringan tersier," ucap Kepala Dinas Tanaman, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sigi Rahmat Iqbal Nurkhalis, di Sigi, Kamis.
Rahmat Iqbal mengemukakan langkah antisipasi dilakukan dengan tujuan untuk menjaga produktivitas petani. Di samping itu, juga untuk mendongkrak upaya menjaga stabilitas harga pangan dari sektor pertanian.
"Kami berupaya agar petani tetap melakukan kegiatan pertanian. Karena, faktor cuaca dan iklim sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan kegiatan pertanian dan harga pokok pangan," ujarnya.
Ia mengatakan selain melakukan rehabilitasi jaringan tersier, pihaknya juga melakukan penyediaan varietas benih tanah kering, yang dapat digunakan oleh petani untuk menanam tanaman pertanian.
Di samping itu, Dinas Tanaman Pangan Sigi juga menyiapkan benih umur genjah dan hemat air, serta memfasilitasi petani agar ikut dalam asuransi usaha pertanian.
Upaya meminimalisir dampak perubahan iklim pemanasan global, ujar dia, di tingkat petani terus dilakukan pendampingan dan penyuluhan dan sosialisasi perubahan iklim.
"Hal ini untuk membangun kesiapsiagaan petani menghadapi ancaman kemarau dan kekeringan," sebutnya.
Sekaligus, sebut dia, sebagai upaya membangun kebiasaan petani menanam tanaman pertanian tepat waktu dan menghindari gagal panen.
Ia mengakui bahwa perubahan iklim menjadi satu ancaman serius pada sektor pertanian, apalagi sampai saat ini irigasi sebagai tempat bergantung petani mendapat air, belum sepenuhnya pulih.
"Ini menjadi tantangan serius, yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Sigi," kata dia.
Data Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sigi bahwa luas lahan potensial pertanian khususnya lahan padi sawah di Kabupaten Sigi seluas 17.393 hektare.
Dengan luasan tersebut, produksi gabah kering mencapai 84.147 ton pada tahun 2022. Produksi ini meningkat bila dibandingkan dengan produksi gabah kering padi tahun 2021 sebesar 83.143 ton. Produksi gabah kering padi 84.147 ton bila dikonversi ke beras, maka menghasilkan 58.000 ton beras.
Berdasarkan data Pemkab Sigi sejak tahun 2021 - 2022 bahwa, pemerintah setempat telah mengalokasikan anggaran senilai Rp11,2 miliar untuk kegiatan pengadaan alat mesin pertanian, pengelolaan irigasi pertanian, peningkatan kapasitas petani terkait pembuatan pupuk organik, pengadaan bibit dan pengembangan pertanian.
"Iya, upaya - upaya yang dilakukan mengantisipasi kemarau dan kekeringan yaitu rehabilitasi jaringan tersier," ucap Kepala Dinas Tanaman, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sigi Rahmat Iqbal Nurkhalis, di Sigi, Kamis.
Rahmat Iqbal mengemukakan langkah antisipasi dilakukan dengan tujuan untuk menjaga produktivitas petani. Di samping itu, juga untuk mendongkrak upaya menjaga stabilitas harga pangan dari sektor pertanian.
"Kami berupaya agar petani tetap melakukan kegiatan pertanian. Karena, faktor cuaca dan iklim sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan kegiatan pertanian dan harga pokok pangan," ujarnya.
Ia mengatakan selain melakukan rehabilitasi jaringan tersier, pihaknya juga melakukan penyediaan varietas benih tanah kering, yang dapat digunakan oleh petani untuk menanam tanaman pertanian.
Di samping itu, Dinas Tanaman Pangan Sigi juga menyiapkan benih umur genjah dan hemat air, serta memfasilitasi petani agar ikut dalam asuransi usaha pertanian.
Upaya meminimalisir dampak perubahan iklim pemanasan global, ujar dia, di tingkat petani terus dilakukan pendampingan dan penyuluhan dan sosialisasi perubahan iklim.
"Hal ini untuk membangun kesiapsiagaan petani menghadapi ancaman kemarau dan kekeringan," sebutnya.
Sekaligus, sebut dia, sebagai upaya membangun kebiasaan petani menanam tanaman pertanian tepat waktu dan menghindari gagal panen.
Ia mengakui bahwa perubahan iklim menjadi satu ancaman serius pada sektor pertanian, apalagi sampai saat ini irigasi sebagai tempat bergantung petani mendapat air, belum sepenuhnya pulih.
"Ini menjadi tantangan serius, yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Sigi," kata dia.
Data Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sigi bahwa luas lahan potensial pertanian khususnya lahan padi sawah di Kabupaten Sigi seluas 17.393 hektare.
Dengan luasan tersebut, produksi gabah kering mencapai 84.147 ton pada tahun 2022. Produksi ini meningkat bila dibandingkan dengan produksi gabah kering padi tahun 2021 sebesar 83.143 ton. Produksi gabah kering padi 84.147 ton bila dikonversi ke beras, maka menghasilkan 58.000 ton beras.
Berdasarkan data Pemkab Sigi sejak tahun 2021 - 2022 bahwa, pemerintah setempat telah mengalokasikan anggaran senilai Rp11,2 miliar untuk kegiatan pengadaan alat mesin pertanian, pengelolaan irigasi pertanian, peningkatan kapasitas petani terkait pembuatan pupuk organik, pengadaan bibit dan pengembangan pertanian.