Dinsos Sulteng berikan 220 KPM pangan bergizi untuk tangani stunting

id Stunting, dinsossulteng, Siti Hasbiah, Pemprov Sulteng, gizi

Dinsos Sulteng berikan 220 KPM pangan bergizi untuk tangani stunting

Arsip- Kepala Dinas Sosial Sulawesi Tengah, Siti Hasbiah Zaenong menyampaikan sambutannya pada kegiatan bakti sosial penyaluran bantuan pangan bergizi untuk anak terkena stunting dan keluarga berisiko stunting berlangsung di halaman Kantor Dinsos Sulteng, Selasa (15/8/2023). ANTARA/HO-Dinsos Sulteng

Palu (ANTARA) -
Dinas Sosial Sulawesi Tengah (Sulteng) memberi intervensi berupa paket pangan bergizi kepada masyarakat prasejahtera sebagai upaya penanganan stunting untuk 220 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sasaran di provinsi itu.


 


"Bantuan sosial ini sebagai komitmen kami dalam membantu percepatan penanganan stunting daerah," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sulteng Siti Hasbiah Zaenong di Palu, Rabu.


 


Ia menjelaskan intervensi paket pangan bergizi disalurkan di Kota Palu untuk 120 KPM dan Kabupaten Donggala 100 KPM selama enam bulan, yang direalisasikan dua bulan sekali.


 


Intervensi paket pangan bergizi terdiri dari beras 10 kilogram, telur ayam 90 butir, kacang hijau 3 kilogram, dan susu kental manis dua kaleng untuk tiap KPM.


 


"Intervensi paket bantuan sampai dengan Desember 2023. Dengan harapan melalui bantuan ini gizi anak selalu terpenuhi supaya tidak terkena stunting," ujarnya.


 


Menurut dia, masalah stunting sangat kompleks tidak hanya berkaitan dengan gizi. Aspek lain juga sangat mempengaruhi seperti ekonomi, sosial, dan budaya, sehingga dalam penanganannya pemerintah membentuk tim terpadu lintas sektor.


 


Stunting bila tidak tertangani dengan baik, kata dia, akan memberikan dampak negatif terhadap Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karena itu Dinsos Sulteng menggencarkan langkah-langkah pencegahan dan penanganan supaya prevalensi stunting dapat ditekan.


 


"Tugas diberikan kepada kami adalah kewajiban yang harus dijalankan, upaya dilakukan pemerintah tidak lain untuk menciptakan generasi unggul," tutur Hasbiah.


 


Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Sulteng mencapai 28,2 persen. Angka ini menurun 1,5 persen dari tahun sebelumnya. Ia mengatakan upaya penanganan stunting terus digencarkan dengan harapan target prevalensi 14 persen secara nasional pada tahun 2024 dapat tercapai.