Investor pasar modal di Sulteng masih didominasi milenial
Palu (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan investor pasar modal di Sulawesi Tengah (Sulteng) masih didominasi anak muda atau kalangan milenial usia di bawah 30 tahun dengan jumlah 14.376 investor atau sekitar 63 persen.
"Investor atau single investor identification (SID) milenial masih mendominasi dari tahun ke tahun, artinya mereka sangat konsisten melantai di bursa efek," kata Kepala BEI Perwakilan Sulteng Putri Irnawati di Palu, Senin.
Ia menjelaskan, dominasi kalangan milenial tidak terlepas dari masifnya edukasi maupun pendidikan literasi keuangan dan galeri investasi pasar modal di daerah ini.
Ia mengatakan tahun ini BEI terus mengupayakan peningkatan jumlah masyarakat berinvestasi, yang mana pada 2023 jumlah investor di bursa efek sebanyak 76.918 SID, yang mana 22.766 diantaranya melantai di bursa saham.
"Investor pasar modal Sulteng tumbuh 48 persen dari tahun 2022. Dari taun ke tahun jumlah ini terus meningkat," ujarnya.
Ia memaparkan, SID pasar modal berdasarkan pekerjaan yakni sebesar 31 persen berasal dari pegawai swasta, pelajar/mahasiswa 27 persen, pengusaha 16 persen, pegawai negeri sipil (PNS) 7 persen, ibu rumahtangga 4 persen, guru 1.7 persen, dan lain-lain 14 persen.
Kemudian, dari sisi relasi dalam pengembangan kegiatan investasi pasar modal sepanjang 2023, tercatat kurang lebih 18 galeri investasi BEI tersebar di sejumlah perguruan tinggi dan Sekolah Menengah Atas (SMA)/Kejuruan di Sulteng.
Kemudian terdapat 79 pencatatan saham baru, sehingga total perusahaan sekuritas bermitra di BEI sebanyak 903 perusahaan dengan nilai transaksi tahun lalu sebanyak Rp7 triliun.
"Secara keseluruhan pasar modal Indonesia tumbuh positif tahun 2023, dan pertumbuhan ini terus kami tingkatkan ke depan di seluruh daerah, tidak terkecuali Sulteng," ucap Putri.
Ia menambahkan dari jumlah transaksi itu, penyumbang terbesar yakni Kabupaten Tolitoli dengan nilai Rp3,7 triliun, disusul Kota Palu sebesar Rp2,1 triliun, Morowali Rp365 miliar, dan Banggai Rp188 miliar.
"Investor atau single investor identification (SID) milenial masih mendominasi dari tahun ke tahun, artinya mereka sangat konsisten melantai di bursa efek," kata Kepala BEI Perwakilan Sulteng Putri Irnawati di Palu, Senin.
Ia menjelaskan, dominasi kalangan milenial tidak terlepas dari masifnya edukasi maupun pendidikan literasi keuangan dan galeri investasi pasar modal di daerah ini.
Ia mengatakan tahun ini BEI terus mengupayakan peningkatan jumlah masyarakat berinvestasi, yang mana pada 2023 jumlah investor di bursa efek sebanyak 76.918 SID, yang mana 22.766 diantaranya melantai di bursa saham.
"Investor pasar modal Sulteng tumbuh 48 persen dari tahun 2022. Dari taun ke tahun jumlah ini terus meningkat," ujarnya.
Ia memaparkan, SID pasar modal berdasarkan pekerjaan yakni sebesar 31 persen berasal dari pegawai swasta, pelajar/mahasiswa 27 persen, pengusaha 16 persen, pegawai negeri sipil (PNS) 7 persen, ibu rumahtangga 4 persen, guru 1.7 persen, dan lain-lain 14 persen.
Kemudian, dari sisi relasi dalam pengembangan kegiatan investasi pasar modal sepanjang 2023, tercatat kurang lebih 18 galeri investasi BEI tersebar di sejumlah perguruan tinggi dan Sekolah Menengah Atas (SMA)/Kejuruan di Sulteng.
Kemudian terdapat 79 pencatatan saham baru, sehingga total perusahaan sekuritas bermitra di BEI sebanyak 903 perusahaan dengan nilai transaksi tahun lalu sebanyak Rp7 triliun.
"Secara keseluruhan pasar modal Indonesia tumbuh positif tahun 2023, dan pertumbuhan ini terus kami tingkatkan ke depan di seluruh daerah, tidak terkecuali Sulteng," ucap Putri.
Ia menambahkan dari jumlah transaksi itu, penyumbang terbesar yakni Kabupaten Tolitoli dengan nilai Rp3,7 triliun, disusul Kota Palu sebesar Rp2,1 triliun, Morowali Rp365 miliar, dan Banggai Rp188 miliar.