"Kami melibatkan penyuluh pertanian lapangan (PPL) untuk mendata luas lahan pertanian terdampak," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sigi Rahmad Iqbal, Rabu.
Banjir itu selain merendam kawasan permukiman warga, juga merusak lahan pertanian yaitu sawah dan kebun.
"Sampai saat ini tim masih dalam validasi data dari lapangan," ujarnya pula.
Ia mengatakan sebagian besar lahan pertanian yang rusak merupakan sawah yang ditanami padi oleh masyarakat setempat.
"Masyarakat di sana memasuki masa panen," katanya lagi.
Menurut dia, pendataan tersebut bertujuan untuk memudahkan pemerintah mengambil langkah terkait upaya penanggulangan pascabanjir itu.
Berdasarkan data BPBD Sigi, banjir yang terjadi pada Minggu (23/6), mengakibatkan kerusakan areal persawahan dan kebun masyarakat seluas lima hektare dan merendam 52 rumah.
Untuk fasilitas umum lainnya, yaitu kerusakan pintu air pada bangunan bendungan irigasi Menusi, serta kerusakan intake dan jaringan pipanisasi yang memutus pasokan kebutuhan air bersih.
Bupati Sigi Mohamad Irwan Lapatta mengatakan pihaknya menetapkan status tanggap darurat bencana banjir bandang selama 14 hari terhitung mulai 23 Juni hingga 6 Juli 2024.
"Saat ini Pemerintah Kabupaten Sigi sudah mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makanan pengungsi di wilayah itu selama masa tanggap darurat," kata Irwan Lapatta.
Ia memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum setempat untuk segera melakukan normalisasi Sungai Menusi.
"Kami pun berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk penanganan dan upaya preventif di wilayah itu," ujarnya lagi.