Imam Besar Masjid Nabawi ungkap perasaan rindu ingin datangi Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Imam Besar Masjid Nabawi Syekh Ahmad bin Ali Al-Hudhaify mengungkapkan perasaannya bahwa dirinya rindu ingin datang dan berkunjung langsung ke Indonesia.
"Saya sangat rindu datang ke Indonesia. Sebelumnya, saya sudah mendengar tentang negeri Indonesia dan umat Islam di sini. Alhamdulillah, semuanya terbayarkan setelah saya berkunjung sendiri ke sini," kata Syekh Ahmad dalam khotbah ibadah Shalat Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat.
Syekh Ahmad mengungkapkan beberapa hal yang membuatnya rindu, di antaranya adalah karena umat Islam di Indonesia mengamalkan ajaran agama Islam yang sejati, yaitu beragama dengan cinta, kasih sayang, dan moderat.
Ia mengaku keramah-tamahan orang Indonesia dalam menyambut tamu merupakan salah satu hal yang berkesan, dan tidak didapatkannya di berbagai belahan dunia yang lain.
"Agama Islam ini penuh kasih sayang, sangat menghormati kemanusiaan dan petunjuk yang dibawa oleh para nabi dan rasul sebelumnya. Agama Islam adalah agama yang sangat moderat dan seimbang," ujarnya.
Syekh Ahmad menjelaskan agama Islam adalah agama yang berimbang antara unsur iman dan amal. Sehingga, jika terdapat sesuatu yang dinilai berlebih-lebihan, maka itu bukanlah bagian dari agama Islam itu sendiri.
"Sikap berlebih-lebihan itu tidak bagus dan tidak dianjurkan. kita tidak boleh bersikap berlebih-lebihan," tambahnya.
Di samping itu, kata Syekh Ahmad, agama Islam juga menjunjung tinggi kemanusiaan dan sangat memuliakan sesama manusia, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran yang menyatakan bahwa manusia seluruhnya diciptakan berbeda-beda, baik agama, suku, warna kulit, bahasa, dan lain sebagainya.
Bagi umat Muslim sendiri, ungkap dia, perbedaan adalah hal yang tidak dibenarkan. Sebab, dalam Al-Quran surat Al-An'am ayat 159, Allah SWT berfirman "Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka menjadi (terpecah) dalam golongan-golongan, sedikit pun engkau (Nabi Muhammad) tidak bertanggung jawab terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka (terserah) hanya kepada Allah. Kemudian, Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat".
"Saya ingin kita semua mengamalkan apa yang diperintahkan oleh Allah, yaitu sesungguhnya semua orang-orang mu'min itu bersaudara," tutur Syekh Ahmad.
Diketahui, selain menjadi khatib dalam ibadah Shalat Jumat, Syekh Ahmad bin Ali Al-Hudhaify turut bertugas menjadi imam dalam ibadah tersebut.
"Saya sangat rindu datang ke Indonesia. Sebelumnya, saya sudah mendengar tentang negeri Indonesia dan umat Islam di sini. Alhamdulillah, semuanya terbayarkan setelah saya berkunjung sendiri ke sini," kata Syekh Ahmad dalam khotbah ibadah Shalat Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat.
Syekh Ahmad mengungkapkan beberapa hal yang membuatnya rindu, di antaranya adalah karena umat Islam di Indonesia mengamalkan ajaran agama Islam yang sejati, yaitu beragama dengan cinta, kasih sayang, dan moderat.
Ia mengaku keramah-tamahan orang Indonesia dalam menyambut tamu merupakan salah satu hal yang berkesan, dan tidak didapatkannya di berbagai belahan dunia yang lain.
"Agama Islam ini penuh kasih sayang, sangat menghormati kemanusiaan dan petunjuk yang dibawa oleh para nabi dan rasul sebelumnya. Agama Islam adalah agama yang sangat moderat dan seimbang," ujarnya.
Syekh Ahmad menjelaskan agama Islam adalah agama yang berimbang antara unsur iman dan amal. Sehingga, jika terdapat sesuatu yang dinilai berlebih-lebihan, maka itu bukanlah bagian dari agama Islam itu sendiri.
"Sikap berlebih-lebihan itu tidak bagus dan tidak dianjurkan. kita tidak boleh bersikap berlebih-lebihan," tambahnya.
Di samping itu, kata Syekh Ahmad, agama Islam juga menjunjung tinggi kemanusiaan dan sangat memuliakan sesama manusia, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran yang menyatakan bahwa manusia seluruhnya diciptakan berbeda-beda, baik agama, suku, warna kulit, bahasa, dan lain sebagainya.
Bagi umat Muslim sendiri, ungkap dia, perbedaan adalah hal yang tidak dibenarkan. Sebab, dalam Al-Quran surat Al-An'am ayat 159, Allah SWT berfirman "Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka menjadi (terpecah) dalam golongan-golongan, sedikit pun engkau (Nabi Muhammad) tidak bertanggung jawab terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka (terserah) hanya kepada Allah. Kemudian, Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat".
"Saya ingin kita semua mengamalkan apa yang diperintahkan oleh Allah, yaitu sesungguhnya semua orang-orang mu'min itu bersaudara," tutur Syekh Ahmad.
Diketahui, selain menjadi khatib dalam ibadah Shalat Jumat, Syekh Ahmad bin Ali Al-Hudhaify turut bertugas menjadi imam dalam ibadah tersebut.