Ribuan anak di Kabupaten Sigi tumbuh kerdil
Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mencatat terdapat 3.591 anak balita atau 24,7 persen mengalami stunting atau kerdil berdasarkan aplikasi pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat atau yang disebut e-PPGBM Puskesmas sampai dengan tanggal 6 Desember 2019.
Selain itu, berdasarkan data tersebut Data status gizi Kabupaten Sigi, anak balita dengan kategori pendek (kuntet) berjumlah 2.132, dan bayi di bawah lima tahun (Balita) dengan kategori sangat pendek berjumlah 1.459 orang.
Data tersebut disampaikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi dalam kampanye gerakan masyarakat hidup sehat, dalam rangkaian mencegah stunting, tingkat Kecamatan Tanambulava tahun 2019 dengan tim "Generasi Sehat Indonesia Unggul", dihadiri Bupati Sigi Mohamad Irwan Lapatta di Lapangan Kantor Camat Tanambulava, Minggu, 8 Desember 2019.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia dibawah lima tahun (Balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan.
Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada dibawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya.
Terkait hal itu, Pemerintah Kabupaten Sigi, kata Bupati, mengarahkan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
"Kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat hidup sehat tercermin dalam perilaku hidup bersih dan sehat," kata Irwan Lapatta.
Ia menyebut, pentingnya upaya promosi kesehatan dalam rangkaian percepatan, pencegahan dan penanganan stunting harus diawali dari desa dan kecamatan, yang membantu memecahkan berbagai masalah kesehatan berbasis perilaku.
Maka penyelenggara promosi kesehatan baik di pusat maupan di daerah harus dilakukan secara terintegrasi baik lintas program, lintas sektor, serta didukung dengan peran serta aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha.
Puskesmas Kamaipura bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi, menggelar kampanye gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) tahun 2019, yang tujuan umumnya agar masyarakat berperilaku sehat sehingga diharapkan berdampak pada kesehatan yang terjaga, terciptanya lingkungan yang bersih.
Sedangkan tujuan khususnya adalah mewujudkan keluarga sehat, instan unggul di Kecamatan Tanambulava, terlaksananya peran kecamatan dan lintas sektor dalam pelaksanaan germas, serta mengembangkan kegiatan inovasi IBAS untuk memperluas akses pelayanan kesehatan dalam mencapai pencapaian program nasional khususnya untuk penurunan angka stunting. Dalam kegiatan ini diadakan pula sunatan massal dan pengobatan gratis.
Selain itu, berdasarkan data tersebut Data status gizi Kabupaten Sigi, anak balita dengan kategori pendek (kuntet) berjumlah 2.132, dan bayi di bawah lima tahun (Balita) dengan kategori sangat pendek berjumlah 1.459 orang.
Data tersebut disampaikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi dalam kampanye gerakan masyarakat hidup sehat, dalam rangkaian mencegah stunting, tingkat Kecamatan Tanambulava tahun 2019 dengan tim "Generasi Sehat Indonesia Unggul", dihadiri Bupati Sigi Mohamad Irwan Lapatta di Lapangan Kantor Camat Tanambulava, Minggu, 8 Desember 2019.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia dibawah lima tahun (Balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan.
Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada dibawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya.
Terkait hal itu, Pemerintah Kabupaten Sigi, kata Bupati, mengarahkan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
"Kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat hidup sehat tercermin dalam perilaku hidup bersih dan sehat," kata Irwan Lapatta.
Ia menyebut, pentingnya upaya promosi kesehatan dalam rangkaian percepatan, pencegahan dan penanganan stunting harus diawali dari desa dan kecamatan, yang membantu memecahkan berbagai masalah kesehatan berbasis perilaku.
Maka penyelenggara promosi kesehatan baik di pusat maupan di daerah harus dilakukan secara terintegrasi baik lintas program, lintas sektor, serta didukung dengan peran serta aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha.
Puskesmas Kamaipura bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi, menggelar kampanye gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) tahun 2019, yang tujuan umumnya agar masyarakat berperilaku sehat sehingga diharapkan berdampak pada kesehatan yang terjaga, terciptanya lingkungan yang bersih.
Sedangkan tujuan khususnya adalah mewujudkan keluarga sehat, instan unggul di Kecamatan Tanambulava, terlaksananya peran kecamatan dan lintas sektor dalam pelaksanaan germas, serta mengembangkan kegiatan inovasi IBAS untuk memperluas akses pelayanan kesehatan dalam mencapai pencapaian program nasional khususnya untuk penurunan angka stunting. Dalam kegiatan ini diadakan pula sunatan massal dan pengobatan gratis.