Skenario pengembangan sektor pangan Sulteng hadapi dampak pandemi COVID-19

id Hasanuddin Atjo

Skenario pengembangan sektor pangan Sulteng hadapi dampak pandemi COVID-19

Kepala Bappeda Sulteng Dr Ir H Hasanuddin Atjo, MP (kanan) (ANTARA/HO-Dokumen Pribadi)

Palu (ANTARA) - KETERSEDIAN pangan menjadi salah satu fokus perhatian di setiap wilayah maupun negara dalam menunjang suksesnya memutus rantai penyebaran dan dampak dari Corona Virus Diseases 2019 atau COVID-19.

Pasalnya, Social dan Physical Distancing serta pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah tertentu akan membatasi aktifitas dan pergerakan masyarakat khususnya para petani, nelayan, peternak dan pekebun, yang tentunya akan berimplikasi terhadap penurunan produksi yang berujung ancaman stok pangan dan distribusinya.

Update COVID-19 per 12 April 2020 menunjukkan bahwa virus ini telah menyebar ke 213 Negara dari 241 total negara, dengan korban meninggal 99.887 orang dari terkonfirmasi dari1.614.951 kasus. Secara nasional telah menyebar ke-33 Provinsi dengan korban meninggal 373 orang dari terkonfirmasi 4,241 orang. Dan tingkat regional Sulawesi Tengah hampir di seluruh kabupaten/kota dengan korban dua orang meninggal dunia dari terkonfirmasi 19 kasus.

Kondisi global ini berpengaruh terhadap ketahanan pangan di seluruh dunia dan di setiap negara, karena adanya saling ketergantungan satu dengan lainnya. Lockdown dan pembatasan di sejumlah negara terkait upaya menekan laju penyebaran COVID-19, akan sangat mempengaruhi produksi dan distribusi pangan antarNegara. Bagi negara-negara yang memiliki indeks ketahanan pangan yang berstatus lebih baik, tentunya berpeluang bertahan lebih lama dari ancaman COVID-19 .

Indeks ketahanan pangan negara dan wilayah menjadi salah satu indikator yang harus disoroti, dibenahi agar tidak lengah dan bisa antisipatif jikalau CODIC-9 nantinya berkepanjangan melewati prediksi yang telah dibuat.
Indeks ketahanan pangan nasional tahun 2019 berada diperingkat ke-62 dari 114 Negara dengan nilai 62,4 dengan status ketahanan pangan sedang. Selajutnya Indeks Ketahanan Pangan Sulteng berada di urutan 20 dari 34 Provinsi dengan nilai 68,17 dengan status sedang.

Baca juga: COVID-19, sadarkan pentingnya keterbukaan dan kemandirian

Indeks ketahanan pangan satu negara atau wilayah akan memberi gambaran terhadap tiga aspek yaitu (1) Ketersediaan pangan yang ada hubungannya dengan kemandirian dan sistem ligistiknya; (2) Keterjangkauan yang memberi gambaran tentang transportasi, distribusi dan daya beli masyarakat dan ; (3) Pemanfaatan yang memberi makna tentang keamanan pangan, akses kelompok umur khususnya balita.

Berdasakan prediksi sejumlah kelompok pakar, bahwa puncak penyebaran COVID-19 di Indonesia akan terjadi di akhir Mei atau awal Juni 2020. Selanjutnya kondisi pulih akan terjadi antara Oktober dan November 2020. Ini memberi gambaran bahwa dalam kurun waktu satu tahun hampir tidak ada pembangunan yang signifikan, dan lebih cenderung bertahan agar Indonesia tidak termasuk sebagai Negara yang dipandang kurang sukses dalam mengelola pandemic COVID-19.

Harapan kita bersama kiranya prediksi ini akan sesuai, dan tidak bergeser lagi agar resiko yang akan dihadapi tidak makin bertambah kompleks.

Baca juga: Memutus mata rantai kemiskinan

Saat ini Presiden Jokowi telah membuat sejumlah regulasi antara lain penggelontoran dana sebesar Rp405,1 triliun yang diperuntukan bagi penanggulan dampak virus corona seperti menekan laju penyebaran, bantuan sosial serta kebijakan pengembangan ekonom.

Selain itu juga Presiden Jokowi memerintahkan kepada seluruh gubernur, bupati dan wali kota untuk melakukan refokusing sejumlah anggaran pembangunan agar ditujukan kepada upaya penanggulan COVID-19. Semua berharap kiranya penyaluran dana, baik yang bersumber dari pusat maupun daerah kiranya dapat dilaksanakan secara terkendali dan terukur agar benar-benar bisa memberi manfaat yang seluas-luasnya.

Pertanyaan kemudian adalah bagaimana skenario yang harus disusun untuk pengembangan sektor pangan disaat pandemik COVID-19 saat ini dan bagaimana pascapandemic?.

Substansi ini akan diulas lebih lanjut pada tulisan berikut atau kalau punya kesempatan bisa diikuti pada dialog virtual mencari Formulasi Mitigasi Ekonomi akibat Pandemic COVID-19, tanggal 13 April jam 20.00 sampai 22.00 Wita, melalui link https://zoom.us/j/4511055942, pasword : 13042020.

Dirgahayu Provinsi Sulawesi Tengah ke-56, semoga menjadi Provinsi yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing. (*Kepala Bappeda Sulteng)

Baca juga: Desa sebagai mesin pangan dan tenaga kerja bagi ibukota baru