BMKG keluarkan peringatan dini banjir rob di tiga wilayah NTT
Kupang (ANTARA) - Stasiun Meteorologi Maritim Tenau-Kupang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini banjir wilayah pesisir (rob) yang berpotensi melanda tiga wilayah di Nusa Tenggara Timur.
"Banjir rob diprediksi akan terjadi pada 15-16 Mei 2022 di wilayah pesisir Pulau Flores, Pulau Sumba dan Pulau Sabu Raijua," kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau-Kupang Syaeful Hadi di Kupang, Sabtu.
Ia menjelaskan rob disebabkan aktivitas air laut pasang, kondisi gelombang tinggi, dan angin kencang serta curah hujan tinggi yang dapat mempengaruhi dinamika wilayah pesisir.
Syaeful mengimbau masyarakat yang tinggal di wilayah yang berpotensi terdampak rob agar meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan langkah-langkah mitigasi bencana guna meminimalisir dampak.
Banjir pesisir juga dapat berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir serta kegiatan bongkar-muat di pelabuhan.
Selain itu berisiko tinggi terhadap aktivitas petani garam maupun budidaya perikanan darat.
"Masyarakat harus selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak banjir rob agar tidak menimbulkan kerugian besar," katanya.
Syaeful juga mengimbau masyarakat agar terus memperhatikan informasi cuaca maritim dari BMKG agar dapat memahami kondisi cuaca dan potensi bencana di lingkungan sekitarnya.
"Masyarakat jangan mudah percaya dengan informasi cuaca dari sumber yang tidak dipertanggungjawabkan terutama yang disebarluaskan melalui jejaring media sosial," katanya.*
"Banjir rob diprediksi akan terjadi pada 15-16 Mei 2022 di wilayah pesisir Pulau Flores, Pulau Sumba dan Pulau Sabu Raijua," kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau-Kupang Syaeful Hadi di Kupang, Sabtu.
Ia menjelaskan rob disebabkan aktivitas air laut pasang, kondisi gelombang tinggi, dan angin kencang serta curah hujan tinggi yang dapat mempengaruhi dinamika wilayah pesisir.
Syaeful mengimbau masyarakat yang tinggal di wilayah yang berpotensi terdampak rob agar meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan langkah-langkah mitigasi bencana guna meminimalisir dampak.
Banjir pesisir juga dapat berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir serta kegiatan bongkar-muat di pelabuhan.
Selain itu berisiko tinggi terhadap aktivitas petani garam maupun budidaya perikanan darat.
"Masyarakat harus selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak banjir rob agar tidak menimbulkan kerugian besar," katanya.
Syaeful juga mengimbau masyarakat agar terus memperhatikan informasi cuaca maritim dari BMKG agar dapat memahami kondisi cuaca dan potensi bencana di lingkungan sekitarnya.
"Masyarakat jangan mudah percaya dengan informasi cuaca dari sumber yang tidak dipertanggungjawabkan terutama yang disebarluaskan melalui jejaring media sosial," katanya.*