Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng) mengatakan jadwal Festival Durian Internasional diselenggarakan di kabupaten tersebut pada 19-20 Mei 2023 diubah dan disesuaikan agenda Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
"Mengingat kegiatan ini berskala internasional, maka perlu dihadiri oleh Presiden. Kami mengatur kembali jadwal pelaksanaan yang disesuaikan dengan agenda kepala negara," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Parigi Moutong Zulfinasran, di Parigi, Senin.
Ia menjelaskan, pertimbangan perubahan jadwal berasaskan hasil pertemuan dengan sejumlah kementerian terkait, termasuk Kementerian Sekretariat Negara (Kemensesneg) beberapa waktu lalu di Jakarta.
Atas masukan tersebut, Pemkab Parigi Moutong merevisi kembali jadwal kegiatan, yang mana kegiatan tersebut dihelat pada Juni mendatang.
"Dari konsultasi kami di Kemensesneg, Pak Presiden 9-11 Mei KTT ASEAN di Labuan Bajo, karena RI tuan rumah, kemudian dilanjutkan 20 - 21 KTT G7 di Hirosima Jepang. Kami melakukan pembaharuan jadwal, berharap Bapak Presiden bisa hadir," kata dia berharap.
Ia mengemukakan, perubahan jadwal kegiatan bukan karena pemda tidak siap, tetapi ini semata-semata karena ingin festival berskala internasional itu dihadiri kepala negara.
Dia menambahkan, menurut survei Kementerian Pertanian bahwa panen durian raya lokal di Parigi Moutong berkisar di awal Juni hingga Juli.
Pada rentang waktu tersebut, pemerintah setempat mengoptimalkan persiapan, termasuk penyusunan jadwal kegiatan.
"Durian yang diikutkan ke dalam festival nanti yakni jenis lokal terbaik, karena ada proses seleksi. Giat ini bagian dari agrowisata memperkenalkan produk-produk lokal berkualitas, sekaligus dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat," ujar Zulfinasran.
Saat ini, durian Parigi Moutong jenis Montong telah menembus pasar nasional, bahkan hingga ekspor ke sejumlah negara di Asia yakni China maupun Jepang.
Pemerintah setempat juga menjadikan daerah ini sebagai kabupaten durian, yang mana produksi durian Parigi Moutong sebesar 30,542 ton dengan luas panen 2.083 hektare yang tersebar di enam sentra penghasil yakni Kecamatan Torue, Kasimbar, Toribulu, Tinombo Selatan, Parigi Selatan, dan Sausu (BPS 2022).