Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Budaya dan Museum, Dinas Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah menggelar pameran khusus kain dan baju tradisional masyarakat Sulawesi Tengah dalam rangka pelestarian Kain tradisional Indonesia.
"Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka melestarikan dan memanfaatkan berbagai aspek-aspek budaya masyarakat Sulawesi Tengah, khususnya yang terkandung dalam berbagai bentuk, motif dan fungsi kain tradisional," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah, Andi Kamal Lembah di Palu, Senin.
Menurut dia, museum merupakan lembaga strategis dalam penyelamatan warisan budaya bangsa yang berorientasi ke publik sehingga diharapkan dengan kegiatan pameran dapat menambah wawasan keilmuan tentang berbagai peradaban masa lalu, khususnya di Sulawesi Tengah.
Sementara itu, Plt Kepala Seksi Pelestarian dan Pengembangan, Rim mengatakan pameran khusus tersebut rutin diselenggarakan setiap tahun dan kali ini dirangkaikan dengan peringatan Harkitnas yang jatuh pada Sabtu (20/5) lalu.
"Kegiatan ini akan berlangsung selama lima hari mulai tanggal 29 Mei sampai 2 Juni," kata
Ia juga mengatakan, pameran tersebut sebagai bentuk pelestarian warta atau kain tradisional Indonesia yang ada di Sulawesi Tengah.
Mengangkat tema 'Keberagaman pesona kain dan baju tradisional Sulawesi Tengah dalam bingkai NKRI', menurut dia, pameran tersebut juga sebagai ajang untuk memperkenalkan sejarah serta keberagaman budaya di daerah itu pada masyarakat.
Dalam pameran tersebut, ada beberapa jenis pakaian adat yang dipamerkan dari sebanyak 12 etnis di Sulteng, di antaranya pakaian adat etnis Kulawi, etnis Kaili, dan etnis Lore dan beberapa jenis kain tradisional seperti kain adat Donggala, dan kain adat Mbesa Kulawi.
Kegiatan tersebut turut menyasar peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan siswa tentang budaya di daerah itu.