Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengklarifikasi harga ayam di pasar Palmerah Jakarta itu masih normal.
"Sebelumnya media memberitakan Presiden Joko Widodo kaget harga ayam naik saat cek harga pangan di Pasar Palmerah. Ternyata harga ayam di pasar Palmerah Rp50.000 itu merupakan harga untuk ayam tanpa tulang atau ayam fillet, " kata Kepala Bapanas Arief usai meninjau harga ayam di tingkat pedagang di Pasar Palmerah, Jakarta Barat, Selasa.
“Saya bersama teman-teman di Pasar Jaya cek langsung di Palmerah. Di Palmerah itu harga ayam Rp50 ribu itu ayam fillet. Jadi, mesti diluruskan fillet itu boneless itu Rp 50 ribu,” kata Kepala Bapanas .
Harga ayam karkas di Pasar Palmerah, lanjutnya, masih berada tingkat harga yang wajar sesuai standar nasional yakni sekitar Rp36 ribu per kilogram
“Harga ayam karkasnya itu yang 1,3-1,4 kg itu harganya Rp43 ribu-Rp44 ribu. Jadi kalau di-convert angkanya kurang lebih masih sekitar Rp36 ribu dan itu masih wajar. Kalau dalam H-2 Lebaran biasa kenaikan sampai dengan 5-10 persen masih bisa ditolerir tapi kalau sampai ke Rp50 ribu angka itu tidak bisa ditolerir,” ucapnya.
Kendati harga ayam karkas jelang Lebaran masih berada pada harga yang wajar, Arief menuturkan bahwa ia bersama dengan Pemerintah DKI Jakarta dan pihak swasta
sejumlah akan menggelar pasar murah yang akan menyediakan bahan pangan dengan harga wajar, termasuk ayam karkas dengan harga di bawah Rp36 ribu.
“Kita akan siapkan 2-3 hari sampai 1 minggu ke depan kita akan siapkan ayam dengan harga yang baik harga yang benar. Nanti Bu Kadis akan siapkan lokasi di kelurahan-kelurahan, angkanya akan berkisar sekitar di bawah Rp36 ribu sehingga masyarakat akan mendapatkan harga ayam dengan harga yang baik,” tuturnya.
Lebih lanjut Arief menegaskan bahwa Bapanas telah diminta oleh Presiden Joko Widodo untuk menetapkan harga bahan pangan termasuk ayam yang wajar di tingkat produsen. Harga wajar dijelaskannya adalah harga yang tidak terlalu rendah bagi peternak dan juga tidak terlalu tinggi ketika sampai di tingkat konsumen.
“Tidak boleh terlalu rendah di peternak nanti rugi kandangnya tutup, sehingga harga di peternak harus harga wajar. Kita hitung harga pokok produksinya kemudian harga di tingkat pedagang wajar, harga sampai di konsumen wajar,” jelas dia.
Adapun Presiden Jokowi mengatakan kenaikan harga ayam terlalu tinggi dan menduga ada permasalahan dalam rantai pasok komoditas ayam.
"Biasanya di harga Rp30 ribu, Rp32 ribu, ini sudah mencapai Rp50 ribu. Akan saya cek, mungkin ada problem di suplainya, pasokannya," kata Jokowi usai meninjau Pasar Palmerah Jakarta, Senin (26/6).