Pengguna QRIS didominasi oleh UMKM

id BI,QRIS,UMKM

Pengguna QRIS didominasi oleh UMKM

Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia Anastuty Kusumowardhani (kedua kanan) memberikan keterangan dalam taklimat media rangkaian acara Festival Ekonomi Keuangan Digital (FEKDI) di Jakarta, Sabtu (3/8/2024). (ANTARA/Shofi Ayudiana)

Jakarta (ANTARA) - Penggunaan sistem pembayaran quick response code Indonesian standard (QRIS) masih didominasi oleh para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
 

Dalam taklimat media rangkaian acara Festival Ekonomi Keuangan Digital (FEKDI) di Jakarta, Sabtu, Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia Anastuty Kusumowardhani mengatakan bahwa saat ini sudah ada lebih dari 30 juta merchant yang telah menggunakan QRIS, dan hampir 95 persen di antaranya adalah UMKM. Adapun QRIS diluncurkan oleh BI pada 17 Agustus 2019.

Menurut data Bank Indonesia, transaksi QRIS pada triwulan II-2024 tumbuh 226,54 persen secara tahunan, dengan jumlah pengguna mencapai 50,50 juta dan jumlah merchant 32,71 juta.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 30,2 juta di antaranya merupakan merchant UMKM.

Data BI pada Juli 2024 menyebut bahwa nominal transaksi merchant UMKM pengguna QRIS telah mencapai Rp32,86 triliun pada tahun ini.

Untuk mendorong pertumbuhan UMKM, Anastuty mengatakan bahwa BI telah meluncurkan berbagai program. Salah satu program utama adalah mendorong UMKM untuk go digital dan go global.

Selain memperkenalkan QRIS sebagai salah satu sistem pembayaran, BI juga telah meluncurkan Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan (SIAPIK) untuk membantu UMKM dalam membuat laporan keuangan yang terstruktur.

Dengan laporan keuangan yang baik, UMKM akan lebih mudah mendapatkan akses ke pembiayaan dari perbankan maupun lembaga keuangan.

Sementara untuk mendorong UMKM go global, Anastuty menyebut bahwa BI telah menerbitkan buku pedoman modul pengembangan ekspor guna membantu para pelaku UMKM memahami persyaratan ekspor di berbagai negara.

Selain itu, BI juga bekerja sama dengan kantor perwakilan BI di luar negeri, KBRI dan KJRI, serta kementerian terkait membuka ruang promosi bagi produk-produk UMKM di pasar luar negeri.

“Setiap tahun kami ikut beberapa event untuk meningkatkan ekspor (UMKM). Bahkan kami saat ini sudah mempunyai pameran permanen di luar negeri,” katanya.

Salah satu contoh pameran tersebut adalah Indonesia House of Beans yang memamerkan kopi Indonesia di beberapa negara, seperti Malaysia, Singapura, Jepang, dan Amerika Serikat.