Perusahaan Umum (Perum) Bulog Sulawesi Tengah (Sulteng) mencatat kurang lebih 19.500 ton beras tersimpan di gudang logistik dan jumlah itu cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Sulteng hingga beberapa bulan mendatang.
"Stok di gudang logistik kami sangat memadai. Masyarakat tidak perlu panik," kata Pimpinan Wilayah (Pimwil) Bulog Sulteng Heriswan di Palu, Selasa.
Ia mengemukakan stok tersedia saat ini dapat memenuhi kebutuhan hari besar keagamaan, alokasi bantuan pangan kepada masyarakat prasejahtera di wilayah Sulteng, dan penyediaan untuk kegiatan-kegiatan pemerintah daerah (pemda) seperti pasar murah.
Dari 19.500 ton stok beras, 2.500 ton di antaranya dialokasikan untuk bantuan pangan pemerintah dan sisanya disiapkan untuk kegiatan prioritas lainnya, yakni Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
"Tugas kami membantu pemerintah menjaga stabilitas komoditas pangan melalui berbagai intervensi yang melekat pada Bulog, salah satunya kegiatan operasi pasar," ujarnya.
Menurut dia, Sulteng akan mendapat tambahan pasokan beras impor dari Thailand sebanyak 5 ribu ton yang didistribusikan pada November 2024.
Menurut dia, Sulteng akan mendapat tambahan pasokan beras impor dari Thailand sebanyak 5 ribu ton yang didistribusikan pada November 2024.
"Dengan ketambahan pasokan, stok beras di Sulteng semakin kuat dan hal ini dapat memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah," ucap Heriswan.
Ia menambahkan selain beras, Bulog juga memiliki 300 ribu liter stok minyak goreng, kemudian 250 ton gula pasir dan 2 ton tepung terigu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di momen Natal dan Tahun Baru 2025.
"Kami mengimbau masyarakat bijak berbelanja, kemudian pedagang maupun distributor jangan menimbun bahan pokok, sebab tindakan seperti itu sangat merugikan. Pemerintah berkomitmen menjaga ketahanan pangan daerah supaya masyarakat mudah memperoleh bahan pokok dengan harga terjangkau," tuturnya.