Ragam budaya Indonesia ditampilkan dalam resepsi diplomatik di Beijing

id kbri beijing,resepsi diplomatik,djauhari oratmangun,china,indonesia-tiongkok,budaya

Ragam budaya Indonesia ditampilkan dalam resepsi diplomatik di Beijing

Wakil Menteri Luar Negeri China Sun Weidong (tengah) mendapatkan tumpeng dari Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun (kiri) dalam resepsi diplomatik peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 RI di Beijing, China pada Selasa (29/10/2024). (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Beijing (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing menggelar resepsi diplomatik peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 RI sekaligus menunjukkan kekayaan budaya Indonesia termasuk lagu, tarian hingga makanan.

"Ikatan hubungan Indonesia-China melampaui angka. Salah satu pilar terkuat hubungan kami terletak pada hubungan antar-masyarakat yang telah berkembang seiring waktu," kata Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun yang berbicara dalam bahasa Inggris dalam resepsi diplomatik di Beijing, Selasa (29/10).

Sekitar 500 orang yang hadir dalam acara tersebut termasuk para duta besar, diplomat dari negara-negara sahabat, pejabat pemerintahan, pimpinan bisnis dari China, maupun Warga Negara Indonesia (WNI) dengan berbagai profesi. Hadir juga Wakil Menteri Luar Negeri China Sun Weidong.

"Saya menyampaikan rasa terima kasih kepada Wakil Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok Sun Weidong atas kehadirannya malam ini. Kehadiran Anda mencerminkan kuatnya ikatan antara kedua negara kita," tambah Dubes Djauhari.

Pada 20 Oktober 2024, ungkap Dubes Djauhari, Indonesia menyambut pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI yang baru yaitu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Wakil Presiden China Han Zheng juga hadir dalam upacara pelantikan di Jakarta.

"Selama kunjungannya, Wapres Han Zheng juga melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka sedangkan sehari sebelum pelantikan, Wapres Han Zheng juga bertemu dengan Presiden Indonesia ke-7, Joko Widodo, yang melambangkan jembatan antara pemerintahan sebelumnya dengan kepemimpinan baru," jelas Dubes Djauhari.

Selain pertemuan pejabat politik, keakraban Indonesia-China, menurut Dubes Djauhari juga tercermin dalam kehadiran tamu undangan dalam resepsi diplomatik tersebut.

"Kami menyiapkan sekelumit budaya Indonesia melalui penampilan musik dan tarian. Kami juga menyiapkan hidangan lezat yang saya yakin akan Anda nikmati, seperti gado-gado, sate ayam, rendang sapi, laksa Medan hingga Soto Banjar dari Pulau Kalimantan, rumah bagi ibu kota baru kami, Nusantara," ungkap Dubes Djauhari.

Tamu undangan baik Warga Negara Indonesia maupun asing ikut menari Gemu Fa Mi Re dalam resepsi diplomatik peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 RI di Beijing, China pada Selasa (29/10/2024). (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

"Ini laksa medannya enak, beneran," kata Edwin (27) seorang mahasiswa Indonesia di Beijing.

Sebelum sambutan, musisi Dharma Oratmangun memimpin para tamu untuk menyanyikan lagu "Tanah Air" dan juga "Rayuan Pulau Kelapa" dari atas panggung.

Dubes Djauhari Oratmangun juga ikut bergabung saat menyanyikan lagu "Rayuan Pulau Kelapa".

Setelah sambutan, dilakukan pemotongan tumpeng oleh Wakil Menteri Luar Negeri China Sun Weidong, Dubes Djauhari, dan Ibu Sih Elsiwi Handayani Oratmangun.

Saat para undangan menyantap hidangan makan malam, tampil para pelajar dari provinsi Papua Barat Daya yang sedang bersekolah di Jining Polytechnic menampilkan berbagai tarian dan lagu khas Papua.

Selanjutnya ada kelompok dari Central Conservatory of Music (Sekolah Konservatorium Musik Pusat atau CCOM) Beijing yang dipimpin oleh dosen gamelan Risnandar dan istrinya Titik Parmuji yang juga dosen tari tradisi Indonesia di kampus tersebut.

Bersama sekitar tujuh orang mahasiswi baik WNI maupun warga Tiongkok yang mengambil kelas gamelan dan tari tradisi di CCOM, mereka memainkan sejumlah tari dan lagu Indonesia.

Pertama, Titik Parmuji dan dua orang mahasiswi membawakan tari Pendet dari Bali yang melambangkan penyambutan atas turunnya dewa ke bumi.

Selanjutnya Risnandar dan sang anak Pradana Aji Ramadhani, memainkan lagu "Ayam den Lapeh" dari Sumatera Barat dengan permainan angklung dan gendang.

Ketiga, ditampilkan permainan gamelan dan alat musik China (pipa dan erhu) untuk musik "Nyawiji" yang berarti menyatu dan tarian "Sekar Rinonce" yang menggabungkan tari Banyumas, Jawa dan Sunda.

Setelah penampilkan kelompok Risnandar dan CCOM, trio Obras (Oratmangun Braders) memanaskan panggung dengan lagu Pocopoco, Maumere (Gemu Fa Mi Re), Tobelo maupun lagu lain yang mengajak tamu undangan naik ke panggung untuk bergoyang sesuai irama.