Wapres: rumah rusak berat dibantu Rp50 juta, sedang Rp25 juta, ringan Rp10 juta
Wapres: pemerintah pasti membantu tapi yang kerjakan masyarakat itu sendiri.
Palu (Antaranews Sulteng) - Wakil Presiden HM Jusuf Kalla saat menemui para pengungsi korban gempa di Kabupaten Sigi dan Kota Palu Minggu siang, mengungkapkan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan kepada masyarakat yang rumahnya rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan.
"Nanti rumah yang rusak berat dapat Rp50 juta, rusak menengah Rp25 juta dan rusak ringan Rp10 juta," kata Wapres namun tidak merici kapan dan teknis pemberian bantuan tersebut.
Wapres yang didampingi sejumlah menteri dan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengunjungi kawasan hunian sementara (huntara) pengungsi korban gempa bumi dan likuifaksi di Desa Mpanau, Kabupaten Sigi dan Kelurahan Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu siang.
Hunian sementara bagi para pengungsi korban bencana alam di Desa Mpanau, Kecamatan Biromaru, berupa tenda-tenda dari lembaga donatur, seperti dari Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) yang disalurkan melalui Palang Merah Indonesia (PMI).
Dalam kesempatan itu, Wapres JK menyempatkan diri berbincang dengan para pengungsi di Desa Mpanau, guna mengetahui kondisi terakhir mereka di tenda pengungsian.
"Bagaimana kabar? Saya lihat wajah bapak, ibu sudah agak ceria. Sekarang tinggal dimana?" tanya Wapres kepada warga.
Warga Desa Mpanau dengan kompak menjawab: 'masih tinggal di tenda, pak'.
Baca juga: Wapres: dana rekonstruksi Palu tunggu perda RTRW
Baca juga: Pemprov Sulteng perlu 1.500 hektar lahan untuk relokasi
Mereka berharap Pemerintah dapat segera memindahkan mereka ke tempat yang lebih layak.
Wapres JK pun menjanjikan bahwa hunian sementara untuk semua warga korban pengungsi akan siap digunakan satu bulan lagi sehingga pada Desember, warga dapat berpindah dari tenda pengungsian ke hunian sementara.
Wapres juga mengatakan Pemerintah akan mendampingi dan membantu masyarakat korban bencana di Sulteng dengan memberi santunan dana untuk membangun rumah tinggal.
"Pemerintah pasti membantu, tapi yang bekerja (membangun) ya masyarakat sendiri. Jangan hanya duduk termenung melihat rumah yang sudah rubuh, kembali bekerja. Nanti rumah yang rusak berat dapat Rp50 juta, rusak menengah Rp25 juta dan rusak ringan Rp10 juta," kata Wapres.
Usai meninjau hunian sementara di Sigi dan Petobo, Wapres langsung melanjutkan perjalanan ke Kantor Gubernur Sulawesi Tengah untuk memimpin rapat koordinasi terkait rehabilitasi dan rekonstruksi Palu.
Turut hadir dalam rombongan Wapres yaitu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dan Kepala BPJS Kesehatan Fahmi Idris dan Kepala BNPB Willem Rampangilei.
"Nanti rumah yang rusak berat dapat Rp50 juta, rusak menengah Rp25 juta dan rusak ringan Rp10 juta," kata Wapres namun tidak merici kapan dan teknis pemberian bantuan tersebut.
Wapres yang didampingi sejumlah menteri dan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengunjungi kawasan hunian sementara (huntara) pengungsi korban gempa bumi dan likuifaksi di Desa Mpanau, Kabupaten Sigi dan Kelurahan Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu siang.
Hunian sementara bagi para pengungsi korban bencana alam di Desa Mpanau, Kecamatan Biromaru, berupa tenda-tenda dari lembaga donatur, seperti dari Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) yang disalurkan melalui Palang Merah Indonesia (PMI).
Dalam kesempatan itu, Wapres JK menyempatkan diri berbincang dengan para pengungsi di Desa Mpanau, guna mengetahui kondisi terakhir mereka di tenda pengungsian.
"Bagaimana kabar? Saya lihat wajah bapak, ibu sudah agak ceria. Sekarang tinggal dimana?" tanya Wapres kepada warga.
Warga Desa Mpanau dengan kompak menjawab: 'masih tinggal di tenda, pak'.
Baca juga: Wapres: dana rekonstruksi Palu tunggu perda RTRW
Baca juga: Pemprov Sulteng perlu 1.500 hektar lahan untuk relokasi
Mereka berharap Pemerintah dapat segera memindahkan mereka ke tempat yang lebih layak.
Wapres JK pun menjanjikan bahwa hunian sementara untuk semua warga korban pengungsi akan siap digunakan satu bulan lagi sehingga pada Desember, warga dapat berpindah dari tenda pengungsian ke hunian sementara.
Wapres juga mengatakan Pemerintah akan mendampingi dan membantu masyarakat korban bencana di Sulteng dengan memberi santunan dana untuk membangun rumah tinggal.
"Pemerintah pasti membantu, tapi yang bekerja (membangun) ya masyarakat sendiri. Jangan hanya duduk termenung melihat rumah yang sudah rubuh, kembali bekerja. Nanti rumah yang rusak berat dapat Rp50 juta, rusak menengah Rp25 juta dan rusak ringan Rp10 juta," kata Wapres.
Usai meninjau hunian sementara di Sigi dan Petobo, Wapres langsung melanjutkan perjalanan ke Kantor Gubernur Sulawesi Tengah untuk memimpin rapat koordinasi terkait rehabilitasi dan rekonstruksi Palu.
Turut hadir dalam rombongan Wapres yaitu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dan Kepala BPJS Kesehatan Fahmi Idris dan Kepala BNPB Willem Rampangilei.