Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tengah menghentikan sementara masuknya pasokan hewan ternak dari luar daerah sebagai upaya antisipasi penularan penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Dari pemeriksaan kami lakukan belum ada hewan ternak terjangkit PMK, kami berharap itu tidak terjadi. Sebagai antisipasi kami menghentikan sementara pasokan ternak dari luar daerah," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Perkebunan dan Peternakan Sulteng Dandi Alfita di Palu, Jumat (8/7).
Guna mensterilkan hewan ternak dari ancaman PMK, pihaknya melakukan penyemprotan disinfektan terhadap 100 lebih kandang ternak di daerah itu.
Selain itu, melakukan vaksinasi hewan ternak dengan menggandeng Balai Karantina Pertanian (Barantan) Kelas II Palu untuk menjamin tidak ada penularan PMK di Sulteng.
"Kami bersama Barantan memastikan hingga kini belum ada wabah PMK, dan yang menjadi fokus pengawasan kami adalah ternak sapi, kerbau, kambing, dan babi," ujar dia.
Meskipun pasokan hewan ternak dari luar dihentikan, katanya, peternak asal Sulteng tetap boleh memasok ternaknya ke berbagai daerah di Tanah Air.
"Sulteng salah satu sentra ternak sehingga kebijakan pemerintah membolehkan memasok ke daerah lain, guna menjaga kesejahteraan peternak. Permintaan pasar cukup besar keluar daerah. yakni Kalimantan Timur," ucap dia.
Ia menambahkan upaya preventif yang saat ini dilakukan Pemprov Sulteng itu untuk mencegah potensi maupun indikasi penyebaran wabah sejak 7 Juli lalu menyusul temuan potensi PMK di Kabupaten Tanah Toraja, Sulawesi Selatan.
Selain itu, katanya, untuk memasifkan penjualan hewan ternak antarkabupaten dan kota di Sulteng yang aman dari PMK.
"Penularan wabah ini sangat cepat. Setelah adanya indikasi atau potensi itu di Sulawesi Selatan, maka kami menghentikan sementara pasokan, sebab Sulawesi Selatan salah satu pemasok sapi ke Sulteng," demikian Dandi.