DMI Sulteng tingkatkan kapasitas imam-dai
Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pimpinan Wilayah (PW) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Sulawesi Tengah mulai mewujudkan program peningkatan kapasitas imam dan dai/penceramah, dalam rangka mewujudkan visi memakmurkan masjid.
"Program ini sudah lama diimpikan, namun baru dapat dilaksanakan oleh PW DMI Sulteng mulai hari ini," kata Sekretaris Umum PW DMI Sulteng Muchtar Ibnu Masud saat menyampaikan sambutan mewakili Ketum DMI Sulteng Ahmad M Ali, pada peluncuran pelatihan imam dan dai di Sigi, Kamis.
Muchtar mengatakan peningkatan kapasitas imam dan penceramah merupakan salah satu program unggulan PW DMI Sulteng, yang dilaksanakan dengan salah satu tujuannya yaitu optimalisasi syiar Islam.
Peningkatan kapasitas itu, kata dia, dilakukan melalui pelatihan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Insan Cita Indonesia, di Desa Kotarindau, Kecamatan Dolo, Sigi.
Kegiatan pelatihan ini, sebut dia, akan dilakukan secara bertahap dalam satu tahun dengan membagi 800 imam dan dai dari 12 kabupaten dan satu kota di Sulawesi Tengah dalam 10 angkatan.
Setiap angkatan yang terdiri atas 80 imam dan dai, akan menjalani pembinaan selama 27 hari terhitung mulai 1 September 2.022, di Pondok Pesantren Insan Cita Indonesia.
"Sehingga setiap orang dari total 80 orang per angkatan itu memiliki kompetensi untuk menjadi imam dan juga menjadi penceramah," ungkapnya.
Ia mengatakan pembinaan untuk peningkatan kapasitas imam dan dai tersebut, merupakan ide dan gagasan besar Ketum DMI Sulteng Ahmad M Ali, yang diharapkan para imam dan dai nantinya dapat berperan di masing - masing masjid untuk pembinaan umat.
"DMI Sulteng sesuai arahan bapak Ahmad M Ali, adalah rumah besar umat Islam, maka setiap orang dapat bergabung dengan DMI untuk memaksimalkan implementasi visi memakmurkan masjid, salah satunya lewat peningkatan kapasitas imam dan dai," ungkapnya.
DMI Sulteng menghadirkan penceramah Ustad Das'ad Latif pada seremonial pembukaan kegiatan tersebut di Sigi.
Das'ad Larif mengingatkan kepada dai agar menyampaikan dakwah yang santun, ramah dan menjunjung tinggi perbedaan yang ada.
"Olehnya dibutuhkan proses pembelajaran dan pendidikan yang baik dan berkesinambungan kepada dai," kata dia.
Das'ad juga mengingatkan kepada imam agar tidak membaca ayat - ayat yang panjang saat menjadi imam shalat berjamaah di masjid atau di tempat - tempat umum.
"Program ini sudah lama diimpikan, namun baru dapat dilaksanakan oleh PW DMI Sulteng mulai hari ini," kata Sekretaris Umum PW DMI Sulteng Muchtar Ibnu Masud saat menyampaikan sambutan mewakili Ketum DMI Sulteng Ahmad M Ali, pada peluncuran pelatihan imam dan dai di Sigi, Kamis.
Muchtar mengatakan peningkatan kapasitas imam dan penceramah merupakan salah satu program unggulan PW DMI Sulteng, yang dilaksanakan dengan salah satu tujuannya yaitu optimalisasi syiar Islam.
Peningkatan kapasitas itu, kata dia, dilakukan melalui pelatihan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Insan Cita Indonesia, di Desa Kotarindau, Kecamatan Dolo, Sigi.
Kegiatan pelatihan ini, sebut dia, akan dilakukan secara bertahap dalam satu tahun dengan membagi 800 imam dan dai dari 12 kabupaten dan satu kota di Sulawesi Tengah dalam 10 angkatan.
Setiap angkatan yang terdiri atas 80 imam dan dai, akan menjalani pembinaan selama 27 hari terhitung mulai 1 September 2.022, di Pondok Pesantren Insan Cita Indonesia.
"Sehingga setiap orang dari total 80 orang per angkatan itu memiliki kompetensi untuk menjadi imam dan juga menjadi penceramah," ungkapnya.
Ia mengatakan pembinaan untuk peningkatan kapasitas imam dan dai tersebut, merupakan ide dan gagasan besar Ketum DMI Sulteng Ahmad M Ali, yang diharapkan para imam dan dai nantinya dapat berperan di masing - masing masjid untuk pembinaan umat.
"DMI Sulteng sesuai arahan bapak Ahmad M Ali, adalah rumah besar umat Islam, maka setiap orang dapat bergabung dengan DMI untuk memaksimalkan implementasi visi memakmurkan masjid, salah satunya lewat peningkatan kapasitas imam dan dai," ungkapnya.
DMI Sulteng menghadirkan penceramah Ustad Das'ad Latif pada seremonial pembukaan kegiatan tersebut di Sigi.
Das'ad Larif mengingatkan kepada dai agar menyampaikan dakwah yang santun, ramah dan menjunjung tinggi perbedaan yang ada.
"Olehnya dibutuhkan proses pembelajaran dan pendidikan yang baik dan berkesinambungan kepada dai," kata dia.
Das'ad juga mengingatkan kepada imam agar tidak membaca ayat - ayat yang panjang saat menjadi imam shalat berjamaah di masjid atau di tempat - tempat umum.