Jakarta (ANTARA) - Dokter dari RS Paru Ario Wirawan Salatiga, IGN Widyawati mengatakan sejumlah kelompok memiliki risiko tinggi terkena tuberkulosis atau TBC, salah satunya adalah perokok.
"Kita tahu bahwa asap rokok yang masuk akan bisa merusak selaput, fili-fili atau penyaring dari saluran nafas. Sehingga kuman TBC yang masuk akan gampang sekali menginfeksi pada perokok," ujar Widyawati dalam "Gak Mau Terpapar, Lakukan Cara Ampuh Juga TBC ini" yang disiarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jakarta, Jumat.
Dalam kesempatan itu ia menjelaskan tuberkulosis disebabkan oleh bakteri yang tersebar melalui udara. Bakteri tersebut berdiam diri paru dan tidak serta-merta menyerang, namun menunggu imun melemah.
Sejumlah pertanda tuberkulosis, kata dia, adalah batuk selama dua minggu lebih. Selain itu tergantung dari organ yang terkena, gejalanya dapat berbeda-beda. Contohnya, apabila terkena kelenjar, maka muncul benjolan.
Tanda lainnya yaitu demam dengan suhu yang tidak terlalu tinggi dan biasanya terasa pada malam hari.
Selain perokok, lanjutnya, kelompok-kelompok lain yang memiliki risiko terkena TBC adalah orang-orang yang positif HIV, karena pasien-pasien tersebut imunnya rendah.
"Kemudian kelompok yang kedua adalah orang-orang yang mengkonsumsi obat-obatan imunosupresan," katanya.
Selain itu, menurut Widyawati, kelompok lain yaitu orang-orang yang konsumsi alkohol tinggi serta anak-anak di bawah umur lima tahun dan orang-orang lanjut usia (lansia).
Kelompok lain yang memiliki risiko TBC yaitu tenaga kesehatan yang sering bersinggungan dengan pasien-pasien yang mengidap penyakit itu.
Menurutnya, cara paling mudah untuk mencegah TBC adalah dengan menjaga imunitas tubuh, terutama bagi kelompok-kelompok rentan. Selain itu menghindari kontak dengan pasien yang mengidap penyakit itu. Kemudian, dengan mengadopsi pola hidup yang bersih dan sehat.
"Walaupun biasanya orang-orang di tempat umum yang batuk itu mereka sudah jarang yang pakai masker, tapi kita bisa menjaga diri dengan memakai masker. Tambahan, misalnya kita merasa ada gejala, tentu langsung saja, jangan menunggu terlalu lama berobat," katanya.
Dia mengatakan apabila terkena TBC, maka penyembuhannya paling cepat enam bulan. Oleh karena itu membutuhkan kesabaran.
Berita Terkait
Menkes sebut Indonesia lakukan tiga uji vaksin TBC
Kamis, 26 September 2024 10:35 Wib
Pemkab Buol tingkatkan partisipasi masyarakat untuk dukung imunisasi polio
Sabtu, 20 Juli 2024 10:15 Wib
Menarik nafas tanpa takut tuberkulosis di 2030
Minggu, 24 Maret 2024 11:35 Wib
Edukasi penting untuk singkirkan stigma tentang TBC
Sabtu, 9 Maret 2024 20:20 Wib
Dokter: Waspada tuberkulosis laten yang bisa timbul tanpa gejala
Rabu, 6 Maret 2024 15:31 Wib
Peran mikrobiologi klinik atasi masalah penyakit infeksi di Indonesia
Rabu, 21 Februari 2024 11:20 Wib
WHO terbitkan informasi cepat obat pencegah TBC
Minggu, 18 Februari 2024 5:33 Wib
Menkes sampaikan pengalaman RI deteksi TBC di Forum STP Brasil
Minggu, 11 Februari 2024 18:47 Wib