Fly-over pertama Sulteng di Pantoloan rampung 2019

id BPJN,fly-over,pantoloan,KEK

Fly-over pertama Sulteng di Pantoloan rampung 2019

Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XIV Palu Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Ir Akhmad Cahyadi, M.Eng,Sc (Antaranews Sulteng/Rolex Malaha/) (Antaranews Sulteng/Istimewa)

Ibnu Kurniawan: jalan layang ini akan menggunakan konstruksi beton ringan
Palu (Antaranews Sulteng) - Jalan layang (fly-over) pertama di Sulawesi Tengah yang mulai dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Kelurahan Pantoloan, Kota Palu, diharapkan rampung pada 2019.

"Sekarang masih dalam tahap pembebasan lahan menggunakan dana APBN 2018 sekitar Rp20 miliar," kata Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XIV Sulteng-Sultra Ir Akhmad Cahyadi, M.Eng.Sc yang dihubungi di Palu, Jumat.

Ia menjelaskan bahwa setelah pembebasan lahan, akan dilanjutkan dengan pelaksanaan tender yang diharapkan rampung pada November 2018 sehingga awal 2019, fly-over itu sudah mulai konstruksi.

"Kontrak pengerjaan fisik proyek kita targetkan hanya 10 bulan sudah selesai," ujar Cahyadi yang didampingi Kepala Satker PJN Wilayah II Ibnu Kurniawan, ST.

Pembangunan jalan layang di Pantoloan tersebut, kata Cahyadi, sangat strategis untuk menopang aktivitas ekonomi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu yang sedang berkembang pesat saat ini.

Jalan layang ini dibangun di atas jalur trans Sulawesi yang menghubungkan Kota Palu dengan Kabupaten Donggala, Tolitoli, Buol sampai Provinsi Gorontalo.

Bagian bawah jalan layang ini akan memperlancar arus lalulintas di jalur trans Sulawesi sementara bagian atasnya untuk angkutan barang dari KEK Palu ke kawasan Pelabuhan Pantoloan atau sebaliknya.
 
Kasatker PJN Wilayah II Ibnu Kurnawan, ST (kiri) didampingi PPK-8 Julian Situmorang (tengah) mendengarkan pengarahan Dirjen Bina Marga di lokasi Arie setiadi Murwanto saat meninjau proyek penanganan jalan Tawaeli-Toboli, Selasa (15/5). (Antaranews Sulteng/Istimewa)

Sementara itu Kepala Satker PJN Wilayah II Ibnu Kurniawan menyebutkan bahwa semula proyek strategis ini akan menghabiskan anggaran sekitar Rp137 miliar.

"Namun kemudian kami temukan desain khusus yang lebih efisien yakni menggunakan beton ringan sehingga biayanya bisa ditekan menjadi sekitar Rp97 miliar," ujarnya.

Baca juga: Pembangunan 'fly-over' Pantoloan dimulai 2018

Sekdaprov  Sulteng Hidayat Lamakarate yang dihubungi terpisah mengaku telah meminta Pemerintah Kota Palu dan semua instansi terkait untuk membantu BPJN XIV dalam menyukseskan proses pembebasan lahan yang sedang berjalan.

Jalan layang ini direncanakan sepanjang hampir satu kilometer yang terbagi atas panjang struktur 253 meter, panjang oprit kiri 356 meter dan oprit kanan 327 meter dengan lebar 18 meter.

Bila jalan layang ini terealisasi, maka pergerakan barang dari KEK Palu ke Pelabuhan Pantoloan tidak akan terhambat dengan kepadatan arus lalulintas di jalan trans Sulawesi, atau sebaliknya kelancaran dan keamanan lalulintas di jalur trans Sulawesi tidak terganggu angkutan barang-barang industri dari KEK ke Pelabuhan.

Sementara itu, Pemerintah Kota Palu berkepentingan dengan jalan layang ini sebab akan menjadi bagian dari jalan lingkar timur Kota Palu yang sedang dibangun pemerintah kota sebagai jalur alternatif mendukung poros tunggal Palu-Mamboro-Pantoloan yang kini semakin padat lalulintas.
 
Denah fly over Pantoloan yang disusun Balai Pembangunan Jalan Nasional Wilayah IV Sulteng (Antaranews Sulteng/Humas Pemprov)