Bawakan lagu karya Idang Rasjidi, Marsha rilis album bertajuk "Hanya Ilusi"
Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Penyanyi muda berbakat asal Tulungagung, Jawa Timur, Marsha Alya Zahra (14), merilis album baru bertajuk "Hanya Ilusi" yang berisi lagu-lagu karya musisi jazz Idang Rasjidi.
Peluncuran album perdana Marsha, yang juga penyanyi hasil ajang pencarian bakat Idang Rasjidi, pada Rabu itu ditandai dengan konser virtual yang menampilkan sejumlah lagu andalan.
Idang Rasjidi mengikuti peluncuran album Marsha secara daring dari Bogor, Jabar. "(Lagu-lagu dalam album) Ini seluruhnya karya Opa Idang Rasjidi," tutur Marsha yang mengaku banyak berdiskusi dengan Idang dalam menyelesaikan album berisi tujuh lagu tersebut yang direkam di studio Idang di Kota Bogor.
"Dari ketujuh lagu yang saya bawakan karya Opa Idang ini, rasanya lagu berjudul 'Peradaban' yang paling sulit," kata Marsha yang tampil didampingi sang ibunda yang juga menjadi eksekutif produser Marsha, Sandra Fitriani.
Dijelaskannya bahwa lagu "Peradaban" bercerita tentang pandangan perilaku seseorang yang hanya peduli pada dirinya sendiri di era digital. Sedangkan yang mencerminkan kehidupan dan diri Marsha tergambar dalam lagu berjudul "Resah" dan "Narsis".
Selain tiga judul lagu tersebut, empat lagu lain yang ada di album Marsha itu adalah "Hanya Ilusi", "Tak Semua Mimpi", "Selamat Pagi Dunia", dan "Pemimpi".
Lagu-lagu dalam album ini menggabungkan beberapa genre musik, tidak hanya jazz tapi juga pop, RnB, hip hop, samba, dan lainnya.
Bakat menyanyi Marsha sebenarnya telah muncul sejak putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Eko Sudharmono dan Sandra Fitriani ini masih berusia lima tahun. Seiring perjalanan usianya, ia memulai pengalaman panggungnya lewat ajang kompetisi dan penampilan dari panggung ke panggung.
Bakat kemudian mempertemukan dengan Idang Rasjidi ketika sang komposer itu berkeliling Indonesia menghadiri berbagai kegiatan festival jazz di sejumlah daerah demi "membumikan" musik jazz sekaligus mencari bakat muda.
Pertemuan keduanya terjadi saat Idang Rasjidi hadir dalam acara International Jazz Day di Tulungagung pada 2019. Marsha yang memiliki suara indah dan bisa membawakan aneka lagu dengan sangat baik kemudian diundang Idang Rasjidi untuk berlatih olah vokal di studionya, hingga akhirnya tercipta album "Hanya Ilusi".
Eksekutif produser sekaligus ibunda Marsha, Sandra Fitriani, menilai album "Hanya Ilusi" begitu easy listening bagi semua kalangan pecinta musik.
"Besar harapan agar album ini dapat diterima dan disukai oleh seluruh masyarakat. Semoga ke depannya Marsha semakin berkembang sebagai musisi muda pendatang baru yang cemerlang," tutup Sandra Fitriani.
Peluncuran album perdana Marsha, yang juga penyanyi hasil ajang pencarian bakat Idang Rasjidi, pada Rabu itu ditandai dengan konser virtual yang menampilkan sejumlah lagu andalan.
Idang Rasjidi mengikuti peluncuran album Marsha secara daring dari Bogor, Jabar. "(Lagu-lagu dalam album) Ini seluruhnya karya Opa Idang Rasjidi," tutur Marsha yang mengaku banyak berdiskusi dengan Idang dalam menyelesaikan album berisi tujuh lagu tersebut yang direkam di studio Idang di Kota Bogor.
"Dari ketujuh lagu yang saya bawakan karya Opa Idang ini, rasanya lagu berjudul 'Peradaban' yang paling sulit," kata Marsha yang tampil didampingi sang ibunda yang juga menjadi eksekutif produser Marsha, Sandra Fitriani.
Dijelaskannya bahwa lagu "Peradaban" bercerita tentang pandangan perilaku seseorang yang hanya peduli pada dirinya sendiri di era digital. Sedangkan yang mencerminkan kehidupan dan diri Marsha tergambar dalam lagu berjudul "Resah" dan "Narsis".
Selain tiga judul lagu tersebut, empat lagu lain yang ada di album Marsha itu adalah "Hanya Ilusi", "Tak Semua Mimpi", "Selamat Pagi Dunia", dan "Pemimpi".
Lagu-lagu dalam album ini menggabungkan beberapa genre musik, tidak hanya jazz tapi juga pop, RnB, hip hop, samba, dan lainnya.
Bakat menyanyi Marsha sebenarnya telah muncul sejak putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Eko Sudharmono dan Sandra Fitriani ini masih berusia lima tahun. Seiring perjalanan usianya, ia memulai pengalaman panggungnya lewat ajang kompetisi dan penampilan dari panggung ke panggung.
Bakat kemudian mempertemukan dengan Idang Rasjidi ketika sang komposer itu berkeliling Indonesia menghadiri berbagai kegiatan festival jazz di sejumlah daerah demi "membumikan" musik jazz sekaligus mencari bakat muda.
Pertemuan keduanya terjadi saat Idang Rasjidi hadir dalam acara International Jazz Day di Tulungagung pada 2019. Marsha yang memiliki suara indah dan bisa membawakan aneka lagu dengan sangat baik kemudian diundang Idang Rasjidi untuk berlatih olah vokal di studionya, hingga akhirnya tercipta album "Hanya Ilusi".
Eksekutif produser sekaligus ibunda Marsha, Sandra Fitriani, menilai album "Hanya Ilusi" begitu easy listening bagi semua kalangan pecinta musik.
"Besar harapan agar album ini dapat diterima dan disukai oleh seluruh masyarakat. Semoga ke depannya Marsha semakin berkembang sebagai musisi muda pendatang baru yang cemerlang," tutup Sandra Fitriani.