Taipei (ANTARA) - Taiwan pada Rabu mengatakan perusahaan chipnya akan mematuhi aturan baru Amerika Serikat (AS) setelah Washington pekan lalu menambahkan tujuh entitas superkomputer China ke sebuah daftar hitam ekonomi.
Satu perusahaan pembuat chip yang berbasis di Taipei menghentikan pesanan dari salah satu entitas superkomputer China yang disebutkan dalam daftar hitam tersebut.
Departemen Perdagangan AS mengatakan tujuh entitas China "terlibat dengan pembuatan superkomputer yang digunakan oleh para aktor militer China untuk upaya modernisasi militer yang mendestabilisasi dan/atau program senjata pemusnah massal."
Perusahaan atau entitas lain yang masuk dalam daftar hitam AS itu diharuskan untuk mengajukan lisensi dari Departemen Perdagangan AS dan menghadapi pengawasan ketat ketika mereka meminta izin untuk menerima barang dari para pemasok asal AS.
Perusahaan-perusahaan pembangkit tenaga teknologi Taiwan adalah pemasok utama semikonduktor secara global, dan kepala departemen ekonomi Taiwan Wang Mei-hua mengatakan perusahaan tersebut akan mengikuti aturan Taiwan dan AS.
"Perusahaan kami, baik itu produsen atau eksportir, harus bertindak sesuai dengan aturan kami. Tentu saja Amerika Serikat memiliki aturan baru, dan perusahaan kami akan memperhatikan dan menyesuaikan dengan kriteria utama dari aturan AS," kata Wang kepada wartawan.
Langkah AS itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan dengan China terkait Taiwan. China tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau yang diperintah secara demokratis itu di bawah kendalinya.
Hal itu juga terjadi di tengah kekurangan semikonduktor secara global yang telah mendorong Taiwan ke panggung tengah dalam rantai pasokan teknologi.
Pada Selasa (13/4), perusahaan Taiwan Alchip Technologies Ltd mengatakan telah menghentikan produksi untuk semua produk yang terkait dengan perusahaan China Tianjin Phytium Information Technology, yang masuk dalam daftar hitam AS yang baru.
Alchip, yang mengatakan 39 persen dari pendapatannya tahun lalu berasal dari Phytium, menambahkan bahwa mereka mengumpulkan "dokumen terperinci untuk penasihat AS untuk menentukan apakah produk tersebut tunduk pada EAR (Peraturan Administrasi Ekspor)".
"Izin dari Biro Industri dan Keamanan AS akan diperoleh untuk produk Phytium jika diperlukan," kata pihak Alchip.
Saham Alchip jatuh 9,9 persen pada Rabu, yang membawa kerugian lebih dari sepertiga nilainya sejak pengumuman Departemen Perdagangan AS pekan lalu.
Secara terpisah, surat kabar South China Morning Post Hong Kong melaporkan bahwa Taiwan Semiconductor Manufacturing Company Co Ltd (TSMC), yang merupakan perusahaan kontrak terbesar pembuat chip di dunia, telah menangguhkan pesanan-pesanan baru dari Phytium.
TSMC mengatakan tidak dapat mengonfirmasi laporan tersebut, dan menolak berkomentar lebih lanjut.
Saham TSMC turun 0,5 persen pada Rabu, yakni mengungguli penurunan 1,1 persen di pasar saham Taiwan yang lebih luas.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Samsung luncurkan tiga PMIC baru untuk modul DRAM DDR5
Selasa, 18 Mei 2021 12:33 Wib
Kongres AS berusaha batasi penjualan alat pembuat chip ke China
Jumat, 16 April 2021 10:08 Wib
Samsung perkenalkan chip flagship Exynos 2100
Jumat, 15 Januari 2021 6:46 Wib
Untuk pertama kalinya, Samsung gelar acara khusus untuk chip Exynos
Jumat, 8 Januari 2021 10:26 Wib
Tiga Mahasiswa UB buat pengering keripik porang berbasis telepon pintar
Sabtu, 19 September 2020 14:23 Wib
Subaru pilih Xilinx buat chip kunci pada sistem bantuan pengemudi
Jumat, 21 Agustus 2020 12:30 Wib
MediaTek umumkan chip 5G untuk ponsel menengah
Jumat, 24 Juli 2020 5:58 Wib
Pesaing Tesla, Xpeng P7 mobil produksi pertama pakai teknologi chip NVIDIA
Rabu, 8 Juli 2020 7:58 Wib