Resmi IPO, saham perdana Paperocks Indonesia turun ke batas bawah
Jakarta (ANTARA) - PT Paperocks Indonesia Tbk (PPRI) resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa, dengan sahamnya pada pukul 09.10 WIB tercatat turun 15 persen ke posisi Rp119 dari harga penawaran Rp140 per saham, atau berada di Auto Rejecet Bawah (ARB)
Saham PPRI berada di level tertinggi Rp187 per saham dan level terendah Rp119 per saham. Total frekuensi perdagangan 9.265 kali dengan volume perdagangan 76,87 saham dan nilai transaksi harian Rp9,60 miliar.
Dalam IPO, perseroan menawarkan sebanyak 275 juta saham atau setara 25,58 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO, dengan menetapkan harga sebesar Rp140 per saham, sehingga mendapatkan dana segar senilai Rp38,50 miliar.
Direktur Utama PPRI Catur Jatiwaluyo mengatakan langkah perseroan masuk BEI merupakan bagian dari strategi mengembangkan bisnis perseroan untuk membiayai persediaan, seperti persediaan papercup, paperbowl, paperbag, dan paperwrap, dan biaya operasional yaitu beban penjualan dan beban umum,serta administrasi.
Berdasarkan data Indonesia Packaging Federation (IPF), Catur menjelaskan pada 2021 pertumbuhan kemasan di Indonesia naik sebesar 3-4 persen, dengan nilai produksi kemasan berkisar Rp102 triliun sampai dengan Rp105 triliun. Sedangkan, pada 2022, produksi kemasan lokal ditaksir tumbuh 5 persen dengan nilai produksi Rp107,1 triliun sampai Rp110,2 triliun.
Dengan pertumbuhan yang ditargetkan hingga 6 persen pada 2023, menurutnya, nilai produksi kemasan akan mencapai Rp116,8 triliun di akhir tahun nanti.
Sementara itu, perwakilan penjamin pelaksana emisi dari PT Indo Capital Sekuritas Herman Sutanto mengungkapkan saham PPRI mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribe sebanyak 27 kali.
Secara bersamaan, perseroan menerbitkan sebanyak 165 juta Waran Seri I atau setara 20,63 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO.
Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada tanggal penjatahan.
Setiap pemegang lima saham baru perseroan berhak memperoleh tiga Waran Seri I dimana setiap satu Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel.
Waran seri I yang diterbitkan memberikan hak kepada pemegangnya untuk memesan saham biasa atas nama perseroan yang bernilai nominal Rp50 setiap sahamnya dengan harga pelaksanaan sebesar Rp200.
Saham PPRI berada di level tertinggi Rp187 per saham dan level terendah Rp119 per saham. Total frekuensi perdagangan 9.265 kali dengan volume perdagangan 76,87 saham dan nilai transaksi harian Rp9,60 miliar.
Dalam IPO, perseroan menawarkan sebanyak 275 juta saham atau setara 25,58 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO, dengan menetapkan harga sebesar Rp140 per saham, sehingga mendapatkan dana segar senilai Rp38,50 miliar.
Direktur Utama PPRI Catur Jatiwaluyo mengatakan langkah perseroan masuk BEI merupakan bagian dari strategi mengembangkan bisnis perseroan untuk membiayai persediaan, seperti persediaan papercup, paperbowl, paperbag, dan paperwrap, dan biaya operasional yaitu beban penjualan dan beban umum,serta administrasi.
Berdasarkan data Indonesia Packaging Federation (IPF), Catur menjelaskan pada 2021 pertumbuhan kemasan di Indonesia naik sebesar 3-4 persen, dengan nilai produksi kemasan berkisar Rp102 triliun sampai dengan Rp105 triliun. Sedangkan, pada 2022, produksi kemasan lokal ditaksir tumbuh 5 persen dengan nilai produksi Rp107,1 triliun sampai Rp110,2 triliun.
Dengan pertumbuhan yang ditargetkan hingga 6 persen pada 2023, menurutnya, nilai produksi kemasan akan mencapai Rp116,8 triliun di akhir tahun nanti.
Sementara itu, perwakilan penjamin pelaksana emisi dari PT Indo Capital Sekuritas Herman Sutanto mengungkapkan saham PPRI mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribe sebanyak 27 kali.
Secara bersamaan, perseroan menerbitkan sebanyak 165 juta Waran Seri I atau setara 20,63 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO.
Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada tanggal penjatahan.
Setiap pemegang lima saham baru perseroan berhak memperoleh tiga Waran Seri I dimana setiap satu Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan yang dikeluarkan dalam portepel.
Waran seri I yang diterbitkan memberikan hak kepada pemegangnya untuk memesan saham biasa atas nama perseroan yang bernilai nominal Rp50 setiap sahamnya dengan harga pelaksanaan sebesar Rp200.