"Saya berharap kegiatan seperti ini lebih masif dilakukan untuk memperkaya pengetahuan dan membiasakan masyarakat sigap menghadapi kondisi yang tidak lazim," kata dia.
Pemkot Palu ini gelar simulasi bencana untuk penguatan mitigasi mandiri
Palu (ANTARA) -
Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah menggelar kegiatan simulasi bencana untuk penguatan mitigasi mandiri dalam menghadapi risiko bencana alam, khususnya gempa dan tsunami.
"Palu sebagai salah satu daerah rawan bencana alam perlu melakukan simulasi secara rutin, ini dimaksudkan supaya masyarakat siap menghadapi ancaman bencana alam," kata Sekretaris Daerah Kota Palu Irmayanti Petalolo saat menghadiri simulasi bencana di Palu, Kamis.
Ia menjelaskan penguatan mitigasi bertujuan untuk mengantisipasi timbulnya korban jiwa dari risiko dampak bencana alam, sekaligus sebagai edukasi dalam meningkatkan wawasan masyarakat terkait kebencanaan.
Sebab, situasi darurat kapan saja bisa terjadi tanpa mengenal waktu dan tempat, oleh sebab itu, masyarakat paling tidak ketika menghadapi situasi tersebut dapat melakukan evakuasi diri secara mandiri.
"Pengalaman pahit yang kita alami pada tahun 2018, menjadi pelajaran berharga, bahwa kesiapsiagaan dan pengetahuan tentang evakuasi sangat penting untuk mengurangi dampak bencana," ujarnya.
Kegiatan bertajuk simulasi/evakuasi mandiri bencana gempa disertai tsunami diselenggarakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu melibatkan sejumlah pihak terkait, baik dari sisi penanganan medis, tim SAR maupun penyiapan logistik, termasuk tempat pengungsian.
Menurut dia, kegiatan simulasi bencana yang dilaksanakan tersebut merupakan bagian dari upaya Pemkot Palu dalam memperkuat kesiapsiagaan masyarakat.
Setiap warga harus memahami apa yang harus dilakukan saat bencana terjadi, dimana titik-titik aman berada, dan bagaimana cara melindungi diri serta keluarga.
"Jadikan kegiatan ini sebagai sarana pembelajaran dan peningkatan kapasitas bersama," ucap Irmayanti.
Pada kesempatan itu, ia juga mengajak masyarakat selalu waspada dan siap siaga menghadapi situasi dan kondisi yang membahayakan keselamatan jiwa, sebab dalam situasi darurat berdampak pada tekanan psikologis yang menimbulkan trauma berkepanjangan.
Bencana alam memberikan dampak yang luas, tidak hanya dari sisi harta benda, nyawa, tetapi juga berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi, maupun psikologi.
"Saya berharap kegiatan seperti ini lebih masif dilakukan untuk memperkaya pengetahuan dan membiasakan masyarakat sigap menghadapi kondisi yang tidak lazim," kata dia.
"Saya berharap kegiatan seperti ini lebih masif dilakukan untuk memperkaya pengetahuan dan membiasakan masyarakat sigap menghadapi kondisi yang tidak lazim," kata dia.