Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sulteng Andi Kamal Lembah di Palu, Rabu, mengatakan pameran ini bertujuan memperkenalkan dan semakin meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap warisan budaya Sulteng.
Museum Sulteng menggelar pameran khusus etnografika
Palu (ANTARA) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar pameran khusus etnografika guna meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap warisan budaya Sulteng.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sulteng Andi Kamal Lembah di Palu, Rabu, mengatakan pameran ini bertujuan memperkenalkan dan semakin meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap warisan budaya Sulteng.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sulteng Andi Kamal Lembah di Palu, Rabu, mengatakan pameran ini bertujuan memperkenalkan dan semakin meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap warisan budaya Sulteng.
"Pameran khusus etnografika ini sebagai upaya agar masyarakat dapat mengetahui berbagai jenis warisan budaya di provinsi serta untuk menstimulasi kunjungan masyarakat ke museum," ujarnya.
Ia mengatakan pameran ini diselenggarakan sebagai upaya lebih mengoptimalkan peran museum sebagai lembaga pendidikan nonformal yang bergerak di bidang kebudayaan dalam melakukan penyebarluasan dan pelestarian berbagai koleksi budaya.
Selain itu, untuk menstimulasi masyarakat untuk berkunjung ke museum dan berperan aktif guna meningkatkan kecintaan serta kebanggaan terhadap budaya Sulawesi Tengah.
Menurut dia, museum sangat terbuka menerima sumbang saran konstruktif dari berbagai pihak untuk kemajuan kebudayaan.
Adapun sejumlah koleksi yang dipamerkan antara lain senjata tradisional guma, kain tradisional kulit kayu, alat musik geso-geso dan perangkat makan sirih.
Pameran ini berlangsung selama empat hari, mulai dari 6-10 Agustus 2024 yang dilaksanakan di Gedung Auditorium Museum Sulteng, Kota Palu.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Sulteng Novalina mengatakan dengan mengusung tema "Etnografika Media Penguat Jati Diri dan Karakter", diharapkan pameran ini menjadi landasan awal menemukan jati diri dan karakter diri sebagai masyarakat Sulawesi Tengah.
Ia berharap pameran ini mampu mengoptimalkan peran museum sebagai lembaga pendidikan non formal dalam bidang kebudayaan.
"Semoga upaya untuk mengkomunikasikan warisan etnografi ini memberikan kontribusi dalam membangun ekosistem kebudayaan," ujarnya.
Melalui pameran ini, lanjut dia, pengunjung dapat menggali nilai-nilai keberagaman budaya lokal dalam menghadapi tantangan pembangunan ke depan.
Oleh karena itu, dia berpesan kepada Dinas Kebudayaan Sulteng untuk terus meningkatkan program - program kerja yang bersentuhan dengan upaya pelestarian budaya Sulteng, khususnya dalam mengangkat dan memperjuangkan situs megalitikum di Lembah Bada, Napu dan Besoa menjadi warisan budaya dunia yang diakui UNESCO.