BNPT komitmen ciptakan rasa aman guna dukung akselerasi pembangunan
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), sebagai garda terdepan penanggulangan terorisme, berkomitmen untuk menciptakan rasa aman dalam mendukung akselerasi pembangunan berkelanjutan.
Di sela High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024 di Bali, Selasa (3/9), Kepala Biro Perencanaan, Hukum, dan Humas BNPT Brigjen Pol. Tejo Wijanarko mengatakan hal tersebut terutama dilakukan dalam upaya percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) 2030.
"Tentu semua kementerian/lembaga memiliki peran sendiri dalam upaya bersama ini. Kalau kami fokus bagaimana melakukan pencegahan terorisme, bagaimana kami menciptakan rasa aman untuk mendukung percepatan pembangunan berkelanjutan," ujar Tejo dalam keterangannya yang dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Dirinya turut menjelaskan kaitan keamanan dengan pembangunan, yakni prestasi nol penyerangan teroris atau zero terrorist attack yang mencerminkan keamanan masyarakat dan berpengaruh dalam percepatan pembangunan.
Adapun sejak 2023 hingga saat ini, BNPT mencatat tidak ada serangan terorisme. Implikasinya, kata dia, masyarakat yang aman dan damai berpengaruh pada penguatan kelembagaan dan menjadi dasar percepatan pembangunan.
BNPT turut berpartisipasi dalam gelaran HLF MSP 2024 yang dilaksanakan di Bali pada 1-3 September 2024. Kegiatan tersebut fokus membahas kemitraan multi pihak untuk mengakselerasi Agenda 2030 Pembangunan Berkelanjutan.
Dalam gelaran tersebut, Kepala BNPT Komjen Pol. Mohammed Rycko Amelza Dahniel juga sempat hadir dalam sesi Welcoming Dinner High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships di Hotel InterContinental Bali pada 2 September 2024,yang dibuka langsung oleh Presiden RI Joko Widodo.
Forum tersebut fokus pada tiga isu, yakni Kemitraan Multipihak untuk Memperkuat Kerja sama Segitiga Selatan-Selatan (Multi-stakeholder Partnerships for Strengthening South-South Triangular Cooperation), Meningkatkan Kesejahteraan dan Keberlanjutan Melalui Ekonomi Berkelanjutan (Enhancing Welfare and Sustainability Through Sustainable Economy), serta Memajukan Pembangunan Melalui Pembiayaan Inovatif (Advancing Development Through Innovative Financing).
Kegiatan dihadiri oleh beragam pemangku kepentingan mulai dari kepala negara atau pemerintahan, organisasi internasional, bank pembangunan multilateral, organisasi masyarakat sipil, hingga organisasi filantropi.
Di sela High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024 di Bali, Selasa (3/9), Kepala Biro Perencanaan, Hukum, dan Humas BNPT Brigjen Pol. Tejo Wijanarko mengatakan hal tersebut terutama dilakukan dalam upaya percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) 2030.
"Tentu semua kementerian/lembaga memiliki peran sendiri dalam upaya bersama ini. Kalau kami fokus bagaimana melakukan pencegahan terorisme, bagaimana kami menciptakan rasa aman untuk mendukung percepatan pembangunan berkelanjutan," ujar Tejo dalam keterangannya yang dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Dirinya turut menjelaskan kaitan keamanan dengan pembangunan, yakni prestasi nol penyerangan teroris atau zero terrorist attack yang mencerminkan keamanan masyarakat dan berpengaruh dalam percepatan pembangunan.
Adapun sejak 2023 hingga saat ini, BNPT mencatat tidak ada serangan terorisme. Implikasinya, kata dia, masyarakat yang aman dan damai berpengaruh pada penguatan kelembagaan dan menjadi dasar percepatan pembangunan.
BNPT turut berpartisipasi dalam gelaran HLF MSP 2024 yang dilaksanakan di Bali pada 1-3 September 2024. Kegiatan tersebut fokus membahas kemitraan multi pihak untuk mengakselerasi Agenda 2030 Pembangunan Berkelanjutan.
Dalam gelaran tersebut, Kepala BNPT Komjen Pol. Mohammed Rycko Amelza Dahniel juga sempat hadir dalam sesi Welcoming Dinner High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships di Hotel InterContinental Bali pada 2 September 2024,yang dibuka langsung oleh Presiden RI Joko Widodo.
Forum tersebut fokus pada tiga isu, yakni Kemitraan Multipihak untuk Memperkuat Kerja sama Segitiga Selatan-Selatan (Multi-stakeholder Partnerships for Strengthening South-South Triangular Cooperation), Meningkatkan Kesejahteraan dan Keberlanjutan Melalui Ekonomi Berkelanjutan (Enhancing Welfare and Sustainability Through Sustainable Economy), serta Memajukan Pembangunan Melalui Pembiayaan Inovatif (Advancing Development Through Innovative Financing).
Kegiatan dihadiri oleh beragam pemangku kepentingan mulai dari kepala negara atau pemerintahan, organisasi internasional, bank pembangunan multilateral, organisasi masyarakat sipil, hingga organisasi filantropi.