Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum (Waketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia tetap optimistis untuk menuju masa depan Indonesia.
"Kita optimis membangun ke depan karena (itu) sesungguhnya perintah agama kita," katanya melalui keterangan di Jakarta, Jumat.
Marsudi mengajak masyarakat untuk menciptakan optimisme, bukan menyebarkan narasi "Indonesia Gelap" yang bisa merusak keharmonisan.
Ia menekankan hal yang penting adalah penyampaian ke publik agar tidak terpengaruh ataupun mempengaruhi orang lain dengan opini tersebut.
"Ciptakan optimisme, bukan dengan mengatakan 'Indonesia gelap', tetapi mari kita membuat kalimat-kalimat optimis. Keharmonisan dapat tercapai dan bisa terjaga, jika saling memahami keadaanya," ujarnya.
Menurut dia, perbedaan pendapat dalam suatu hal bisa disampaikan ke publik, namun dengan cara yang bersifat membangun.
"Kritik itu sesungguhnya untuk membangun, bukan untuk kebencian, selama kita bersatu menuju satu tujuan maka saya yakin bisa mencapai targetnya," ucap Marsudi Syuhud.
Senada dengan Marsudi, Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Indonesia, Aditya Perdana menyampaikan bahwa Presiden RI Prabowo Subianto selalu membuka diri dan tidak anti kritik.
Ia menilai Presiden Prabowo memiliki tanggung jawab dan ruang untuk melakukan banyak hal, namun membutuhkan dukungan dari masyarakat.
"Situasi ini seharusnya mendorong munculnya optimisme nasional, dengan keyakinan bahwa arah pemerintahan ke depan akan semakin konstruktif dan inklusif," tutur Aditya Perdana.