Palu (ANTARA) - Komando Resor Militer (Korem) 132/Tadulako dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) berkolaborasi melaksanakan sosialisasi penguatan pemahaman moderasi beragama bagi para Bintara Pembina Desa (Babinsa).
Kasrem 132/Tadulako Kolonel Inf A.T. Chrishardjoko di Palu Kamis mengatakan, sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan praktik moderasi beragama di kalangan aparat teritorial, khususnya Babinsa.
"Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan praktik moderasi beragama di kalangan aparat teritorial, khususnya para Babinsa yang memiliki peran strategis dalam berinteraksi langsung dengan masyarakat di wilayah binaan masing-masing," katanya.
Ia menekankan pentingnya moderasi beragama sebagai salah satu kunci menjaga persatuan dan kedamaian di tengah kemajemukan bangsa.
Menurut dia, moderasi beragama bukanlah upaya menyeragamkan keyakinan, melainkan cara berpikir, bersikap, dan bertindak secara seimbang, teguh dalam keyakinan, namun tetap menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Ia mengatakan, Babinsa sebagai ujung tombak satuan teritorial memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas sosial, termasuk meredam potensi konflik bernuansa sara di tengah masyarakat.
“Kami mendorong agar Babinsa bukan hanya menjadi pelindung masyarakat, tetapi juga menjadi penghubung dan penjaga keharmonisan antarumat beragama. Jadilah pengayom, bukan sekadar pengamat,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, katanya, Korem 132/Tadulako menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung upaya-upaya menjaga kerukunan dan persatuan nasional melalui penguatan pemahaman moderasi beragama di kalangan aparat teritorial.
Ketua FKUB Sulteng KH Zainal Abidin mengatakan bahwa kerja sama dengan Korem ini difokuskan pada peningkatan pemahaman, kualitas kerukunan, serta implementasi nilai-nilai moderasi beragama di lapangan.
"Kami berharap para Babinsa dapat menjadi agen perubahan dan teladan dalam mewujudkan masyarakat yang rukun, harmonis, dan toleran di seluruh wilayah Sulawesi Tengah,” ujarnya.
Ia juga mengharapkan agar sosialisasi tersebut tidak hanya berhenti sebagai acara seremonial semata, tetapi menjadi energi positif yang terus menyebar melalui peran aktif Babinsa dan sinergi dengan para tokoh agama serta masyarakat di wilayah binaan masing-masing.