Ulanhot, Mongolia Dalam (ANTARA) - Tim dari Bank Pembangunan Asia (ADB) mengagumi pupuk organik dari jerami di Kota Ulanhot, China yang diproses tanpa melalui pembakaran.
"Ada tiga hal yang membuat kami kagum dengan temuan ini. No burning (tidak ada pembakaran), no pollutan (tidak ada polusi), dan no carbon (tidak menghasilkan karbon)," kata Spesialis Senior Lingkungan Divisi Asia Timur ADB, Zhou Yun kepada Antara di Ulanhot, Provinsi Mongolia Dalam, Rabu (23/10).
Teknologi yang disebut dengan Biochar itu ditemukan oleh Prof Pan Genxing dari Nanjing Agricultural University (NAU) yang kemudian dikembangkan dalam industri skala menengah oleh Aifangmu Biomass Co Ltd di Ulanhot.
Dalam paparannya Prof Pan mengemukakan bahwa pupuk organik yang diproses melalui sistem pemanasan di Pabrik Aifangmu itu mampu meningkatkan kapasitas produksi pangan sekaligus mengurangi penggunaan pupuk berbahan kimia.
Para petani padi di wilayah timur laut China itu menyerahkan jerami sisa hasil panen padinya kepada Aifangmu untuk kemudian diolah menjadi pupuk organik.
Menurut Prof Pang, pupuk organik temuannya itu bisa meningkatkan hasil panen padi hingga 9 persen, jagung (5 persen), gandum (10,5 persen), dan kentang 22 persen.
Kalau menggunakan pupuk kimia, ujar dia, diperlukan biaya sebesar 330 dolar AS per hektare, maka dengan Biochar, petani hanya perlu mengeluarkan biaya 175 dolar AS per hektare.
"Pupuk ini juga bisa digunakan untuk lahan kurang air, seperti di Indonesia yang ada sebagian lahannya kering," kata Prof Pan yang pernah ke Indonesia dan mengajar sejumlah mahasiswa asal Indonesia di NAU, Provinsi Jiangsu itu.
Tim dari ADB yang terdiri dari Karen Lane selaku Spesialis Komunikasi, Zhou Yun (Spesialis Senior Lingkungan Divisi Asia Timur ADB), dan Kan Lei (Humas ADB Wilayah China) melakukan kunjungan empat hari di Provinsi Liaoning dan Provinsi Mongolia Dalam.
Kedua provinsi tersebut merupakan penyumbang terbesar polusi udara di China, karena banyak terdapat industri berat berskala besar yang menggunakan bahan bakar batu bara.
ADB memberikan pinjaman lunak berjangka panjang kepada beberapa industri berskala menengah di wilayah timur laut China yang dianggap mampu mengurangi emisi karbon dengan garansi dari China National Investment and Guaranty Corporation (I&G) sebagai lembaga penjamin bentukan pemerintah yang kini berubah menjadi perusahaan publik.
Berita Terkait
UIN Datokarama Palu gandeng Bank Mandiri salurkan beasiswa KIP 2024
Minggu, 27 Oktober 2024 18:15 Wib
BI Sulteng catat kinerja industri pengolahan masih tumbuh positif
Kamis, 24 Oktober 2024 13:02 Wib
Akademisi Untad: BUMD pangan bisa lindungi petani
Kamis, 24 Oktober 2024 6:17 Wib
Kemenkumham Sulteng dan BI kolaborasi sukseskan Gernas BBI-BBWI 2024
Rabu, 9 Oktober 2024 14:20 Wib
KPK tetapkan lima tersangka dugaan korupsi di Bank Jepara Artha
Rabu, 9 Oktober 2024 9:07 Wib
Modal asing masuk bersih di pasar keuangan RI capai Rp278,09 triliun
Senin, 7 Oktober 2024 11:35 Wib
Bank Indonesia: Cadangan devisa RI September 2024 capai 149,9 miliar dolar AS
Senin, 7 Oktober 2024 10:33 Wib
OJK catat debitur UMKM dominasi penyerapan kredit di Bali
Jumat, 27 September 2024 12:57 Wib