DK PBB khawatir soal potensi dampak wabah COVID-19 di Suriah

id Dewan Keamanan PBB,dampak COVID-19,Suriah

DK PBB khawatir soal potensi dampak wabah COVID-19 di Suriah

Pertemuan khusus Dewan Keamanan PBB tentang situasi Timur Tengah termasuk Palestina, yang diprakarsai oleh Indonesia bersama Tunisia di New York, AS, Selasa (11/2/2020). ANTARA/PTRI New York/pri.

PBB (ANTARA) -
Dewan Keamanan PBB pada Senin menyatakan kekhawatiran soal situasi kemanusiaan di Suriah beserta potensi dampak COVID-19 terhadap negara yang dilanda perang tersebut.

Dewan menggelar rapat melalui  konferensi jarak jauh  video mengenai situasi di Suriah dan mendapat laporan dari Sekjen PBB Urusan Kemanusiaan Mark Lowcock dan juga Utusan Khusus PBB untuk Suriah Geir Pedersen.

Anggota dewan menegaskan pentingnya memastikan kondisi yang diperlukan untuk menangani penyebaran COVID-19 di Suriah dan meminta semua pihak memastikan bantuan kemanusiaan aman, berkelanjutan dan tanpa hambatan, termasuk kebutuhan medis, di semua wilayah negara tersebut dan seluruh warga Suriah yang membutuhkan, menurut informasi untuk pers  yang disajikan oleh  kepresidenan dewan, China.

Anggota Dewan Keamanan mendesak semua pihak menjamin masa tenang berkelanjutan di seluruh negara tersebut dan menegaskan kembali perlunya implementasi penuh Resolusi 2254 Dewan Keamanan, yang menggambarkan penyelesaian politik konflik Suriah.

Mereka mencatat perkembangan terbaru mengenai proses politik Suriah dan mengimbau semua pihak warga Suriah agar terlibat secara konstruktif untuk menemukan perdamaian berkelanjutan melalui Komite Konstitusional, menurut informasi untuk pers tersebut.

Mereka kembali menegaskan bahwa tidak akan ada solusi militer untuk konflik di Suriah dan bahwa konflik itu hanya dapat diselesaikan melalui proses politik inklusif yang dipimpin oleh Suriah yang sejalan dengan Resolusi 2254 Dewan Keamanan di bawah naungan PBB.

Anggota dewan juga menegaskan kembali komitmen solid mereka terhadap kedaulatan, kemerdekaan, persatuan dan integritas wilayah Suriah.

Sumber: Xinhua