Foster-Prospect Bentuk LKM Untuk Petani Rotan

id rotan

Foster-Prospect Bentuk LKM Untuk Petani Rotan

Suasana pertemuan Foster-Prospect Indonesia di Restoran Kampung Nelayan Palu, Sabtu (31/5). (Antarasulteng.com/Prospect)

Para pemerhati rotan yang hadir dalam forum kolaborasi itu prihatin dengan kondisi sosial dan ekonomi petani rotan yang sulit memperbaiki kualitas hidup mereka dari hasil memungut rotan selama ini
Palu,  (antarasulteng.com) - Forum stakeholder rotan (Foster) dan lembaga pelestarian rotan Prospect membentuk lembaga keuangan mikro (LKM) yang akan membantu mendanai kegiatan para petani rotan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka serta melestarikan rotan dan hutan.

LKM ini, kata Project Officer Prospect Indonesia untuk Sulawesi Tengah, Muh Arif Sutte di Palu, Selasa, dibentuk secara spontan dalam Forum Kolaborasi Foster yang digelar di Palu, baru-baru ini.

"Para pemerhati rotan yang hadir dalam forum kolaborasi itu prihatin dengan kondisi sosial dan ekonomi petani rotan yang sulit memperbaiki kualitas hidup mereka dari hasil memungut rotan selama ini," katanya.

Prospect-Indonesia adalah Program Mempromosikan Rotan Ramah Lingkungan yang diinisiasi oleh Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil {PUPUK} atas dukungan Uni Eropa.

Karena itu, para peserta forum kolaborasi secara spontan bersepakat membentuk sebuah LKM dan mengumpulkan dana sebagai modal awal, yang pada saat itu juga terkumpul Rp22 juta dari 24 donatur.

Seorang pengurus Foster Sulteng, Taswin Ambo Tang mengemukakan LKM ini akan berfungsi sebagai intermediasi antara kelompok yang memiliki dana dan yang membutuhkan dana terkait pengembangan rotan secara berkelanjutan dengan fokus utama menyejahterakan petani rotan.

"Kami sangat prihatin dengan petani rotan yang terus terjerat rentenir dan tidak ada pihak yang mau peduli. Saat mereka sakit, tidak ada yang peduli. Dana dari hasil memungut rotan pun tidak cukup untuk membiayai mereka berobat," ujarnya.

Padahal, katanya, rotan hasil produksi mereka dibutuhkan untuk menyuplai industri yang menghasilkan devisa bagi negara, sementara bagian (share) keuntungan untuk petani rotan dari siklus bisnis rotan ini sangat kecil.

LKM ini, kata Taswin, akan berbadan hukum koperasi dan operasionalnya berbentuk syariah yang akan mengayomi para petani rotan yang membutuhkan bantuan modal untuk usaha rotan ramah lingkungan.

Setelah badan hukumnya terbentuk dan diakreditasi serta pengurusnya tersusun, ujar Tawin, LKM ini nantinya diharapkan mendapat dukungan permodalan dari berbagai pihak termasuk pemerintah sehingga semakin kuat dalam menjalankan fungsi intermediasinya dalam menyejahterakan petani rotan.

Koordinator Prospect untuk Sulteng Arif Sutte mengemukakan pihaknya terus mendorong perkuatan Foster agar terjadi sinergitas yang positif sehingga bisa menjadi lembaga yang berperan dalam pengembangan dan kesinambungan rotan ramah lingkungan.

Menurut dia, dalam mengembangkan bisnis rotan yang ramah lingkungan ini, perlu membangun jaringan mulai dari hulu sampai hilir dalam tata niaga rotan.

"Penanganan secara kolaboratif merupakan model yang paling sesuai untuk mengatasi konflik pada mata rantai nilai pengusahaan rotan khususnya dalam membangun `linkage` hulu-hilir," ujarnya.

Prospect Indonesia dengan dukungan Uni Eropa, katanya, dalam upaya mengembangkan konsumsi berkelanjutan rotan ramah lingkungan, kini memiliki kebun pembibitan rotan di Kabupaten Sigi dan Parigi-Moutong yang dikelola oleh petani.

Kebun bibit ini telah menyediakan hampir 20.000 stek bibit rotan dan ribuan stek yang di antaranya sudah ditanam di kawasan hutan untuk kepentingan pelestarian. (skd)